OASE

Tak Cukup Shalih, Tapi Mushlih

Terlahir menjadi seorang muslim, anugerah dan nikmat yang patut disyukuri. Bagaimana tidak? Nikmat iman, Islam, sehat, penglihatan, pendengaran dan lainnya yang dirasakan setiap hari adalah bentuk kasih sayang Allah SWT pemilik segala apa yang ada di langit dan bumi.

Muslim haruslah senantiasa berusaha menjadi pribadi shalih dengan menjalankan segala bentuk perintah Allah dan RasulNya serta menjauhi laranganNya. Hal tersebut kewajiban sebagai hamba Allah yang menjadi syarat untuk selamat dunia akhirat.

Tapi tak cukup shalih untuk diri pribadi, muslim harus juga mushlih. Maksudnya melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Allah SWT berfirman:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. (QS. Ali ‘Imran ayat 104).

Mengapa Harus Mushlih?

Muslim yang hanya memprioritaskan keshalihan individu lebih menekankan pelaksanaan ibadah ritual saja. Ibadah yang semata-mata hanya berhubungan dengan Tuhan dan dirinya sendiri (habluminallah) seperti shalat, puasa, zakat, zikir, shadaqah dan sebagainya. Di sisi lain dirinya mengabaikan kebaikan ataupun kemaksiatan dalam lingkup sosial bermasyarakat.

Realitasnya hari ini banyak muslim yang ibadah ritualnya baik tapi tak berefek pada kehidupan sosialnya. Abai terhadap kemaksiatan di sekitarnya, belum tergerak hatinya untuk mencegahnya. Seharusnya kesalihan individu melahirkan sikap peduli dalam kesalehan sosial.

Kepedulian terhadap sesama menunjukkan kualitas iman seseorang. Semakin tinggi tingkat keimanan, semakin tinggi pula tingkat kepeduliannya, begitupun sebaliknya. Karena Islam bukanlah agama individu. Islam yang dibawa oleh Rasulullah yang mulia merupakan rahmat bagi seluruh alam. Islam tak hanya mementingkan ibadah ritual saja, tapi juga aktif amar ma’ruf nahi munkar serta saling menebar kasih sayang.

Muslim yang senantiasa mendekatkan diri pada Allah, haruslah memiliki sikap peduli. Karena di pundak setiap muslim memikul kewajiban untuk melanjutkan risalah dakwah Rasul dan para sahabat. Allah SWT berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ

Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. (QS Ali- Imran :110)

1 2Laman berikutnya
Back to top button