NASIONAL

Wakil Wantim MUI: Kelakar Zulhas Soal Shalat Masuk Kategori Penistaan Agama

Mantan Wakil Ketua Umum MUI itu menjelaskan bahwa dalam fiqih perbandingan mazhab, hanya pengikut Mazhab Abu Hanifah yang tidak menjaharkan ‘amin’ usai imam membaca surat Al Fatihah. Sementara mayoritas umat Islam Indonesia adalah pengikut mazhab Syafi’i yang menjaharkan ‘amin.’

Perbuatan pelecehan, penghinaan atau memperolok dalam ajaran Islam disebut istihza. Dan menurut Kiai Muhyiddin, sikap umat Islam terhadap pelaku istihza itu dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 140, yang artinya:

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al-Qur’an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam.

Sebelumnya, beredar video Zulhas yang mengungkapkan adanya fenomena dimana ada jemaah shalat tidak mau membaca “amin” usai pembacaan surat Al-Fatihah. Hal itu, disinyalir karena kata “Amin” dianggap sebagai kalimat dukungan untuk pasangan capres-cawapres Anies-Muhaimin (AMIN), sementara yang shalat adalah pendukung Prabowo Subianto.

“Jadi kalau salat Maghrib baca Al Fatihah, ‘waladholin…. Ada yang diem sekarang pak. Ada yang diem sekarang banyak, saking cintanya sama Pak Prabowo itu,” imbuhnya.

Kemudian Zulhas juga mengatakan ada fenomena yang duduk tahiyat menunjuk tidak lagi menggunakan satu jari tetapi dua jari.

“Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah), saking apa itu ya,” ujar Zulhas.[]

red: adhila

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button