AKHLAK

Waspada Fitnah Harta dan Kekuasaan

لَّوْلَا كِتٰبٌ مِّنَ اللَّهِ سَبَقَ لَمَسَّكُمْ فِيمَآ أَخَذْتُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ

“Sekiranya tidak ada ketetapan terdahulu dari Allah, niscaya kamu ditimpa siksaan yang besar karena (tebusan) yang kamu ambil.” (QS. Al-Anfal: Ayat 68)

Fitnah kekuasaan biasanya menimpa kalangan elit dan level tertentu dalam tubuh umat. Fitnah inilah yang menjadi pemicu fitnah kubra di masa sahabat, antara Ali ra dengan Aisyah ra dalam perang Jamal, antara Ali ra dengan Muawiyah ra dalam perang Siffin, antara Ali ra. dengan kaum Khawarij dll.

Kemudian Muawiyah ra merintis dinasti Umayyah yang sarat fitnah. Demikianlah kekuasaan Islam seterusnya sarat dengan fitnah dan konflik kepentingan. Di masa Bani Abbasiyah banyak ulama yang menjadi korban pembunuhan penguasa yang menganut faham Mu’tazilah, dan terkenallah dengan fitnah penciptaan Al-Qur’an. Dan imam Ahmad bin Ahmad salah seorang ulama korban fitnah kokoh dan tegar dengan sikapnya bahwa Al-Qur’an bukan makhluk.

Fitnah kekuasaan ini juga dapat menimpa gerakan dakwah dan memang telah banyak menimpa gerakan dakwah. Para aktifis gerakan dakwah termasuk para pemimpin gerakan dakwah adalah manusia biasa yang tidak ma’shum dan tidak terbebas dari dosa dan fitnah. Yang terbebas dari fitnah dan kesalahan adalah manhaj Islam. Sehingga fitnah kekuasaan dapat menimpa mereka kecuali yang dirahmati Allah. Kecintaan untuk terus memimpin dan berkuasa baik dalam wilayah publik maupun struktur Partai adalah bagian dari fitnah kekuasaan.

Fitnah kekuasaan yang paling dahsyat menimpa aktivis dakwah adalah perpecahan, saling menjatuhkan, saling memfitnah bahkan saling membunuh. Dan semua itu pernah terjadi dalam sejarah Islam. Semoga kita semua diselamatkan dari semua bentuk fitnah ini. Aamiinn. Wallahu a’lam.

Abu Miqdam
Komunitas Akhlak Mulia

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button