INTERNASIONAL

Yogi Adityanath, Pendeta Radikal Anti-Muslim Calon PM India ke Depan

“Pakistan sayang bagi mereka, kami mengorbankan hidup kami untuk Maa Bharati (Ibunda India).”

Terlahir sebagai Ajay Singh Bisht, Adityanath berasal dari latar belakang yang sederhana, di mana ayahnya adalah seorang penjaga hutan dan dia adalah salah satu dari tujuh bersaudara. Saat belajar matematika di sebuah universitas, Adityanath menjadi aktivis di sayap mahasiswa Rashtriya Swayamsevak Sangh, sebuah organisasi Hindu sayap kanan yang dianggap sebagai sumber ideologis BJP.

Setelah lulus, dia menjadi pendeta Kuil Gorakhnath, yang dikenal dengan tradisi supremasi Hindu yang kuat, dan pada saat yang sama terjun ke dunia politik, terpilih menjadi anggota Parlemen untuk pertama kalinya pada tahun 1998 dalam usia 26 tahun.

Dalam perjalanannya, dia mendirikan pasukan pemuda main hakim sendiri bernama Hindu Yuva Vahini. Relawan dari kelompok itu secara teratur menyerang Muslim yang dituduh menyembelih sapi atau “cinta jihad”—istilah yang digunakan oleh ekstremis nasionalis untuk menuduh pria Muslim merayu wanita Hindu untuk memaksa mereka pindah agama.

Sapi dianggap suci oleh umat Hindu dan penyembelihannya dilarang di banyak negara bagian, termasuk Uttar Pradesh.

Adityanath sendiri memiliki beberapa kasus pidana yang menunggunya di berbagai pengadilan. Pada 2007, dia menghabiskan 11 hari di penjara karena mencoba memicu ketegangan komunal.

Dalam satu pidatonya dia bersumpah: “Jika mereka (Muslim) membunuh satu orang Hindu, maka kami akan membunuh 100 pria Muslim.”

Tetapi ketenarannya tidak menghalangi kemajuannya di dua jalur, yakni menjadi imam pendeta di kuilnya dan menjadi Menteri Utama Uttar Pradesh.

Setelah mengambil kendali sebagai Menteri Utama Uttar Pradesh, Adityanath mengumumkan pembatasan rumah jagal dan penggunaan pengeras suara untuk adzan, memicu suasana ketakutan dan intimidasi.

Laporan media India mengatakan lebih dari 100 tersangka kriminal—kebanyakan dari mereka Muslim atau pun kasta Dalit—telah dibunuh secara ekstra-yudisial oleh polisi Uttar Pradesh di bawah pemerintahannya. Namun, Adityanath membantahnya.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button