Meski Diblokade, Gaza Terdepan dalam Ekspor Sayuran
Gaza (SI Online) – Jalur Gaza dan rakyatnya selama ini hidup dalam situasi kesulitan akibat langkah-langkah dan blokade yang diberlakukan penjajah Zionis Israel secara terus menerus selama lebih dari dua belas tahun. Akan tetapi hal itu tidak menjadi penghalang dan tidak membuat warga hanya menyerah pada keadaan dan kondisi buruk yang mereka hadapi.
Meskipun kondisi ekonomi buruk dan serangan yang dilancarkan penjajah Zionis tidak pernah berhenti di Jalur Gaza. Namun Gaza menempati posisi terdepan dalam bidang pertanian. Ini karena Jalur Gaza merupakan tanah subur dengan segala jenis pertaniannya. Hal ini yang membuat Jalur Gaza menduduki tempat terdepan dalam ekspor sayuran ke pasar-pasar Tepi Barat yang diduduki Israel juga pasar-pasar Arab dan Eropa.
Keranjang makanan
Jalur Gaza merupakan keranjang makanan dengan beragam jenisnya. Dilansir Pusat Informasi Palestina, Kamis (13/12) para ahli pertanian menilai bahwa tanah yang subur di jalur Gaza membuatnya daerah ini sosok untuk ditanami berbagai jenis buah-buahan dan sayuran kecuali tanaman daerah tropis, yang oleh beberapa petani dilakukan upaya percobaan untuk dibudidayakan dalam kondisi iklim yang sama. Sebagian dari mereka berhasil menanam beberapa buah daerah tropis seperti nanas dan varietas lainnya.
Petani Gaza menjelaskan bahwa tanah Jalur Gaza lahan subur untuk budidaya semua sayuran. Dengan keberhasilan para petani dan pengawasan dari Departemen Pertanian; para petani bisa menghasilkan kualitas terbaik dari produk pertanian, yang pada gilirannya bisa diekspor ke beberapa negara di dunia, terutama negara-negara Eropa yang menerima jenis-jenis terbaik dari sayuran dan buah-buahan, di mana Jalur Gaza mampu mengambil tempat persaingan di pasar global.
Volume ekspor
Direktur Umum Pemasaran dan Penyeberangan di Departemen Pertanian Palestina, Tahseen Sakka, mengatakan bahwa volume ekspor produk pertanian Jalur Gaza sebesar 33.700 ton dari berbagai jenis sayuran pada tahun 2017. Produk tersebut sampai ke pasar-pasar wilayah Tepi Barat yang diduduki penjajah Zionis dan wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak tahun 1948, juga ke Yordania dan negara-negara Arab lainnya serta negara-negara Eropa.
Sakka mengungkapkan bahwa volume ekspor pertanian untuk tahun 2018 sebesar 36 ribu ton. Dia menyatakan bahwa volume ekspor yang diharapkan pada akhir tahun ini menjadi 40 ribu ton.
Pejabat Palestina ini menyatakan bahwa sayuran yang diekspor sekitar sepuluh varietas, mulai dari tomat, mentimun, zucchini, kubis, bunga, kentang dan sayuran lainnya.
sumber: infopalestina