Fadli Zon: Proposal Donald Trump tentang Palestina Ilegal dan Ugal-ugalan
Jakarta (SI Online) – Proposal Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang penyelesaian konflik Palestina-Israel yang diberi nama “Deal of Century” menuai kecaman dunia. Termasuk Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon.
Fadli menyebut proposal itu justru menjustifikasi penjajahan Israel dan merusak masa depan pembentukan negara Palestina.
“Sangat jelas sekali proposal Trump itu meneguhkan pendudukan Israel atas wilayah Palestina. Proposal itu juga semakin menegaskan keberpihakan Trump kepada Israel yang sangat telanjang sekalipun harus melabrak hukum dan norma-norma internasional terutama Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2334 yang mendesak Israel menghentikan pembangunan permukiman di tanah Palestina yang diduduki,” kata politisi Gerindra itu di sela-sela Konferensi Parlemen Negara-negara OKI di Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso, Kamis (30/1) waktu setempat.
Anggota Komisi I DPR itu menegaskan proposal Trump itu tidak cukup dikecam saja tetapi harus ditolak.
“Sebagai negara dengan konstitusi yang menolak dan memerangi penjajahan, kita wajib melawan proposal AS itu. Proposal itu ilegal dan ugal-ugalan. Posisi kita di Konferensi PUIC mendesak negara-negara Muslim dan dunia menekan Israel secara politik, ekonomi, sosial dan budaya agar tunduk kepada hukum dan norma internasional,” kata dia.
Fadli menjelaskan, proposal Trump itu merusak masa depan pembentukan negara Palestina yang berdaulat dengan ibu kota Yerusalem dan berdasarkan wilayah pra-1967.
“Mengakui proposal ‘deal of century’ usulan Trump adalah kekeliruan. Proposal itu melabrak ‘garis merah’ hak-hak mendasar bangsa Palestina terutama hak legal mereka hidup di Tepi Barat yang dicaplok Israel dan hak atas Yerusalem sebagai ibu kota abadi negara Palestina,” kata Waketum Partai Gerindra itu.
Fadli juga menyampaikan, isu Palestina adalah isu utama di PUIC. “Konferensi Parlemen Negara-negara OKI di Burkina Faso juga mendapatkan perhatian penuh dari semua delegasi,” pungkas dia.
red: farah abdillah