Presiden Erdogan Minta Rakyatnya Tinggal di Rumah Tiga Minggu
Ankara (SI Online) – Presiden Recep Tayyip Erdogan menyarankan rakyat Turki untuk tinggal di rumah selama tiga minggu sebagai upaya meminimalkan kontak sosial hingga ancaman virus corona menurun.
Meskipun demikian Erdogan tidak mengatakan kepada rakyat Turki untuk meninggalkan pekerjaan mereka.
“Tak satu pun dari warga negara kami harus meninggalkan rumah mereka atau melakukan kontak dengan siapa pun, kecuali jika benar-benar diperlukan, sampai ancaman itu hilang,” kata Erdogan dalam pidatonya setelah pertemuan para pejabat tinggi di Ankara untuk menangani wabah virus corona Rabu 18 Maret 2020.
“Warga kami yang akan pergi ke kantor harus langsung kembali ke rumah setelah mereka selesai bekerja,” katanya.
Erdogan juga mengatakan Turki akan menunda pembayaran utang dan mengurangi beban pajak di berbagai sektor sebagai bagian dari paket langkah-langkah baru sebesar 100 miliar lira (15,4 miliar dolar Amerika Serikat) untuk mendukung perekonomian dan mengurangi dampak pandemi virus corona.
Sebelumnya, presiden meminta bank untuk tidak membatasi pinjaman dan perusahaan untuk tidak mengurangi pekerjaan.
Erdogan juga bersumpah untuk mendukung maskapai nasional, Turkish Airlines.
Di antara langkah-langkah spesifik, ia mengatakan pajak akomodasi Turki sedang ditangguhkan hingga November untuk mendukung sektor pariwisata utama, yang menyumbang sekitar 12 persen dari ekonomi.
Pembayaran utang perusahaan yang terkena dampak virus corona akan ditunda selama minimal tiga bulan, sementara pajak pertambahan nilai dan pembayaran jaminan sosial untuk berbagai sektor juga akan ditangguhkan, kata Erdogan.
Dia menambahkan bahwa pajak pertambahan nilai untuk penerbangan domestik dipotong menjadi 1 persen dari 18 persen. Batas jaminan kredit akan menjadi dua kali lipat yaitu menjadi 50 miliar lira. Departemen Keuangan akan menjamin pinjaman untuk usaha kecil dan menengah.
Turki telah menangguhkan shalat berjamaah di masjid-masjid. Kafe, tempat olahraga dan hiburan ditutup sementara.
Pemerintah juga memperpanjang larangan penerbangan ke 20 negara, termasuk tujuan utama negara Eropa.
Sebelum pertemuan hari Rabu, Erdogan mengatakan bahwa virus corona menghantam Turki seperti baru pulih dari krisis keuangan pada 2018. Tetapi akan ada peluang besar pulih jika bisa mengendalikan wabah dalam beberapa minggu mendatang.
“Tidak mudah untuk menjaga semua roda perekonomian berputar sambil memerangi virus corona,” katanya pada awal pertemuan dengan para menteri, bankir dan pemimpin bisnis.
“Jika kita dapat mengelola situasi ini dengan baik selama beberapa minggu ini dan menginformasikan bahwa kita dapat mengendalikan virus corona, maka keadaan menjadi lebih baik dari yang diharapkan,” tambahnya.
Kemudian, Turki mengumumkan kematian kedua akibat virus corona dan jumlah kasus virus corona menjadi 191 di saat pemerintah gencar memerangi COVID-19 dengan menutup kafe, melarang shalat berjamaah dan menghentikan penerbangan ke 20 negara.
Sumber: Reuters