SUARA PEMBACA

Tragedi Haringga, Fanatisme Buta Berujung Maut

Sepakbola tanah air kembali tercederai dengan melayangnya nyawa seorang suporter. Seorang The Jakmania tewas dikeroyok sebelum laga antara Persib Bandung vs Persija Jakarta bergulir.

Sebelum laga bergulir, Bobotoh melakukan pengeroyokan terhadap seorang The Jakmania di sekitaran area stadion. Akibat tindakan itu, pria yang diketahui bernama Haringga Sirila tewas di tempat dalam keadaan mengenaskan.

Memang ada insiden pengeroyokan di luar stadion, di lapangan parkir. Korban dibawa ke rumah sakit, katanya meninggal,” kata Kapolrestabes Bandung, Kombes Irman Sugema. (sumber: detik.com).

Insiden sepakbola berujung maut seringkali terjadi. Keberingasan suporter tim sepakbola sudah cukup terkenal di sepanjang sejarah kehidupan ini, baik dalam maupun luar negeri. Tentu saja ini adalah sebuah tragedi kemanusiaan yang merendahkan martabat manusia melebihi hewan. Dalam aksi pengeroyokan yang dilakukan terhadap Haringga bagaimana korban diperlakukan diluar batas kemanusiaan. Proses penyiksaan korban yang diperlihatkan melalui media detik per detiknya yang sangat memilukan sengaja dipertontonkan dengan penuh kebanggan, bangganya mereka karena telah menghabisi nyawa seseorang.

Dalam Alquran Allah SWT telah menjelaskan bagaimana keadaan rendahnya manusia melebihi dari hewan tercantum dalam firmanNya :

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ

“Sesungguhnya binatang,
makhluk-makhluk yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau mendengarkan perkara yang hak (dan bisu) tidak mengucapkan perkara yang hak (yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak”. Q.S Al Anfal :22

Ketika manusia sudah jauh dari peringatan Allah SWT maka keadaan mereka melebihi rendahnya binatang.

Bukan salah sepakbola yang menjadi masalah terjadinya tragedi mengenaskan itu. Ada ikatan semu yang mengikat para suporter sehingga egoisme masing-masing kelompok merasa mereka lebih baik. Ikatan fanatisme, ya ikatan fanatisme kelompok atau golongan yang memanasi mereka. Sikap fanatisme ini tidak hanya terjadi pada suatu kelompok dalam sepakbola ini. fanatisme bisa juga terjadi pada suatu mazhab, tokoh dan lain sebagainya. Seperti kita lihat saat ini adanya persekusi terhadap ulama akhir-akhir ini adalah akibat dari fanatisme.

Pada hakekatnya manusia memiliki keinginan untuk memperturutkan hawa nafsu sangat besar. Kecondongannya untuk saling berbangga diri dan menonjolkan kelompok dan golongannya pun amat kuat. sikap fanatisme terhadap suatu golongan atau kelompok dengan mengajak orang lain agar membela golongannya dan bergabung bersamanya dalam rangka memusuhi lawannya baik dalam kondisi terzalimi atau menzalimi. Sehingga tak aneh dalam kasus para suporter sepakbola banyak slogan-slogan yang membakar fanatisme bahkan mereka rela mati demi membela klub idolanya.

Berbicara fanatisme buta bukan hanya terjadi di dunia olahraga. Banyak kasus yang terjadi seperti tawuran pelajar, aksi geng motor dan kriminalitas lainnya yang tak lepas dari akar permasalahan yang sama saat ini.

Apa itu ? Sekularisme…
Paham yang menjadi akar permasalahan problematika manusia yang terjadi saat ini. Memisahkan agama dari kehiduoan dan mencampakan islam sebagai ideologi. Islam hanya sebatas mengatur ibadah ritual saja, dalam bidang yang lain seperti ekonomi, politik, muamalah lainnya justru aturan Islam dijauhkan. Wajar saja Allah SWT menegur manusia dalam Al quran surat Al Anfal ayat 22 sebagai seburuk-buruknya manusia karena kita telah melalaikan peringatanNya. Hanya kembali kepada islamlah manusia saat ini bisa menjadi bermartabat.

Wallahu a’lam

Selvi Sri Wahyuni
(Pemerhati masalah sosial dan Praktisi pendidikan)

Artikel Terkait

Back to top button