OPINI

Aduh! PKS Makin Larut?

Sekjen PKS dalam salah satu pidato yang dikutip media menyatakan bahwa kekuasaan itu indah dan PKS mendambakannya. Ini nampaknya konsisten dengan “banting stir” dari oposisi menjadi koalisi, bareng-bareng pemegang kekuasaan. Mengemis minta diajak ber-KIM. Semua tahu dalam kebersamaan itu PKS hanya buntut alias jamaah “masbuk”. Barisan paling belakang.

Sebelumnya Presiden PKS meminta kepada Gerindra agar mengajak partainya berkoalisi “bukan hanya PKB dan Nasdem”. Entah serius atau tidak, nyatanya di Jakarta PKS dukung pasangan KIM Plus.

Ketua Majelis Syuro berpantun di Rakernas PKS Hotel Syahid “Kalau tidak ada kapal pinisi. Mana mungkin kita arungi samudera. Kalau ndak kita berkoalisi. Mana mungkin kita memajukan bangsa”.

Teman-teman banyak yang minta jangan mengecam PKS sebab ia partai Islam atau partai milik umat. Tapi teman lupa bahwa partai Islam atau partai umat yang bakal tenggelam harus ditolong, diteriaki akan bahaya di depan, ada batu karang yang dapat menghempaskan. Tergoda keindahan fatamorgana kekuasaan.

Jika beralasan dengan berkuasa bisa mengganti rompi panas dengan yang lebih adem, maka miskin sekali pandangan perjuangannya.

Jika kekuasaan dianggap indah bukan amanah maka kapal iman PKS sudah retak mungkin karena tersenggol atau tertabrak. Kekuasaan itu akan menjadi penyesalan pada hari kiamat jika tidak berbasis amanah. Bagi siapa pun, tidak terkecuali kader dan pimpinan PKS.

“Wa innaha amaanah wa innaha yaumal qiyamati hizyun wa nadaamah, illa man akhodzaha bihaqqiha wa adalladzi alaihi fiiha” (Sesungguhnya itu adalah amanah yang membuat kehinaan dan penyesalan di hari kiamat, kecuali yang mendapatkannya hak dan menunaikan dengan adil)–HR Muslim.

Rasulullah Saw menyatakan bahwa kekuasaan itu amanah, bukan keindahan. Mencelakakan, menghinakan dan menyebabkan penyesalan pada hari kiamat. Ini hukum dasar dengan takhsish atau pengecualian. Takhsish yang berat yakni haq dan adil. Penyingkiran Cagub potensial, agamis dan terbukti telah mampu menjalankan tugas adalah perilaku tidak benar dan tidak adil untuk tidak menyebut zalim.

PKS merasakan indah dengan kekuasaan secuil, berbahagia karena mulai diajak berada di lingkaran elit. Umat dan rakyat dinilai sekunder dan dapat dengan mudah memaklumi akan sikap politiknya. Jika orientasi bergeser menjadi elitis, pragmatis dan masbukis maka jangan salahkan dan kecam bila hati umat sudah tidak membersamai. Perahu itu akan bocor atau dibocorkan akibat disorientasi.

Ketika yang berada di atas perahu tidak peduli dengan yang di bawah, maka yang di bawah akan melubangi dinding perahu untuk sekadar bisa bernafas. Air pun masuk dan menenggelamkan semua baik yang di atas maupun yang di bawah.

Perahu tenggelam bukan karena badai, tetapi karena air masuk ke dalam perahu.

Ombak tidak besar, cuma perahu kita yang kecil. Ujian tidak berat, cuma iman kita yang lemah.

Semoga ada hikmah. Al-Qur’an mengingatkan bahwa kekuasaan itu bisa memuliakan dan bisa menghinakan.Bukan sekadar mengganti rompi, ya syekh. []

M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 24 September 2024

Artikel Terkait

Back to top button