SUARA PEMBACA

PHK Massal: Rakyat Dikorbankan, Siapa yang Diuntungkan?

Belakangan ini, gelombang PHK massal semakin mengkhawatirkan. Banyak buruh kehilangan pekerjaan secara tiba-tiba, bahkan menjelang bulan Ramadhan dan Idulfitri. Sementara itu, mencari pekerjaan baru bukanlah hal yang mudah, terutama dengan syarat usia dan pengalaman yang semakin ketat. Di tengah ketidakpastian ekonomi, nasib para pekerja semakin terjepit.

Kapitalisme: Buruh Hanya Sekadar Faktor Produksi

Sistem kapitalisme menjadikan buruh sebagai faktor produksi yang mudah dikorbankan demi efisiensi perusahaan. Ketika ekonomi melemah, yang pertama terkena dampaknya adalah para pekerja kecil. Sementara itu, pemilik modal tetap aman dengan kekayaan yang terus bertambah. Ini adalah bentuk ketidakadilan yang semakin memperdalam jurang sosial.

Pengurangan anggaran dan efisiensi ekonomi semakin menekan buruh. Perusahaan lebih memilih mengurangi pekerja daripada menyesuaikan kebijakan agar tetap berpihak pada rakyat. Selama sistem kapitalisme masih diterapkan, pekerja akan terus menjadi korban ketidakadilan ekonomi. Tidak ada jaminan kesejahteraan yang benar-benar berpihak pada mereka.

Islam Menjamin Kesejahteraan Rakyat

Dalam Islam, negara memiliki tanggung jawab penuh dalam menjamin kesejahteraan rakyatnya. Negara sebagai raa’in (pengurus) wajib memastikan bahwa setiap individu memiliki pekerjaan dan kebutuhan pokok yang tercukupi. Bukan hanya dengan bantuan sementara, tetapi dengan sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan.

Islam tidak menjadikan pajak dan utang sebagai sumber utama pendapatan negara. Sumber daya alam dikelola sepenuhnya untuk kepentingan rakyat, bukan untuk keuntungan segelintir elite. Dengan demikian, Islam menciptakan sistem yang menjamin kesejahteraan buruh dan seluruh masyarakat tanpa bergantung pada kebijakan kapitalistik yang menindas.

Saatnya Berpihak pada Rakyat, Bukan Korporasi

Gelombang PHK ini seharusnya menjadi alarm bagi semua pihak. Jika kebijakan ekonomi terus berpihak pada pemilik modal dan mengabaikan nasib buruh, maka ketimpangan sosial akan semakin tajam. Rakyat harus mulai sadar dan menuntut sistem yang lebih adil, bukan sekadar perbaikan sementara yang tidak menyelesaikan akar masalah.

Islam memberikan solusi nyata dalam mengatasi masalah ekonomi dan ketenagakerjaan. Dengan sistem yang menjamin kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyat, tidak ada lagi ketakutan akan kehilangan pekerjaan atau hidup dalam ketidakpastian. Inilah saatnya menuntut perubahan yang berpihak pada rakyat, bukan pada kepentingan korporasi semata. Wallahu a’lam bish-shawab. []

Azma Azizah Nurul Ummah, S.Pd., Guru IPA di Yogyakarta.

Artikel Terkait

Back to top button