NUIM HIDAYAT

Al-Qur’an dan Kita

Adakah buku di dunia ini yang menandingi Al-Qur’an? Tidak ada, bahkan mustahil ada. Al-Qur’an adalah sumber inspirasi terbesar manusia sepanjang sejarah. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Al-Qur’an, dibaca, dipahami, dihafal dan dicintai miliaran kaum Muslim, lebih dari buku atau kitab lainnya.

Cinta, itulah yang menyebabkan Al-Qur’an mudah dibaca, dipahami dan dihafalkan oleh jutaan kaum Muslimin sepanjang sejarah. Cinta, yang menyebabkan seorang anak kecil umur tujuh tahun bisa tangkas menghafal Al-Qur’an dengan dibimbing guru atau orang tuanya.

Untuk menghafal buku selain Al-Qur’an 10 halaman saja, seseorang mungkin perlu berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menghafalnya. Itupun Kalau sudah hafal, kadang huruf atau kata-katanya ada yang salah. Tapi bagi Muslim yang cinta Al-Qur’an, 10 halaman mungkin dihafal satu sampai dengan tujuh hari saja. Bisa dihafal tepat huruf dan kalimatnya.

Al-Qur’an adalah kitab cinta. Buku cinta yang diturunkan Allah Yang Maha Rahman dan Rahim kepada hamba-hambaNya. Buku cinta yang tidak pernah kering digali dan dipahami isinya sepanjang masa. Buku cinta yang siapapun mengkajinya –dengan tulus- akan mendapat getaran dan sinar-Nya.

Al-Qur’an memberikan cahaya bagi orang awam maupun terpelajar. Mereka yang ahli dalam psikologi, maka akan terkagum-kagum dengan Al-Qur’an saat bicara tentang psikologi manusia: psikologi hubungan laki-laki perempuan, psikologi pemimpin dan pengikutnya, psikologi kaum yang membawa keadilan dan kezaliman, psikologi orang shalih dan orang jahat dan lain-lain.

Mereka yang ahli sejarah pun dapat mengambil hikmah yang besar dari Al-Qur’an. Sejarah manusia sejak Nabi Adam hingga kini, sejarah para Nabi yang mulia dalam membimbing umat manusia, sejarah penguasa yang menindas rakyatnya, sejarah penciptaan manusia, malaikat dan iblis dan seterusnya.

Pakar pendidikan pun mendapat pelajaran besar bila mau menggali Al-Qur’an. Mereka bisa mendapatkan pengajaran terbaik Luqman kepada anaknya, pengajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa, pengajaran Allah SWT kepada Nabi Ibrahim, Nabi Muhammad, Nabi Yusuf dan lain-lain.

Dan ahli sains begitu pula. Mereka bisa terkagum-kagum memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang penciptaan manusia, penciptaan alam semesta, manfaat air, manfaat madu dan lain-lain.

Karena itu Rasulullah Saw menyatakan: “(Al-Qur’an adalah) Kitab Allah yang memuat cerita orang-orang sebelum kamu dan mengabarkan orang-orang sesudah kamu. Ia merupakan hukum di antara kamu dan pasalnya (ayatnya) tidak main-main. Pemimpin yang meninggalkannya akan dihancurkan Allah. Siapa yang ambil petunjuk selainnya, akan Allah sesatkan. Ia merupakan tali yang kuat, peringatan al Hakim dan jalan yang lurus. Dengannya, hawa nafsu tidak akan tergoncang dan lisan tidak akan ceroboh. Ulama tidak akan kenyang memakannya. Ia tidak dibuat banyak berulang kata dan keajaibannya tidak pernah luntur. Ia, yang manakala didengar Jin, mereka akan berkata `Sesungguhnya kami telah mendengar Al-Qur’an yang ajaib. Yang menunjuk kepada jalan yang lurus, lalu kami beriman kepadanya (QS Jin 1). Siapa berucap dengannya, maka akan benar. Siapa mengamalkannya akan mendapat pahala. Siapa menggunakannya, akan adil. Dan siapa yang mengajak kepadanya akan ditunjukkan ke jalan yang lurus. (HR Turmudzi, lihat Syekh Muhammad Ali Ash-Shabuni dalam At Tibyaan fii Uluumil Quraan/ Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, Pustaka Amani, 1988).

Syekh Ali ash Shabuni lebih lanjut menjelaskan tentang Al-Qur’an: “Al-Qur’an adalah kalam Allah yang bernilai mukjizat. Yang diturunkan kepada pungkasan para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as. Yang tertulis pada mashahif (mushaf-mushaf). Diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir. Membacanya terhitung ibadah. Diawali dengan surat al Fatihah dan ditutup dengan surat an Naas.”

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button