IBADAH

Bersegeralah dalam Beramal Shalih

Apa apa dan segala urusan sukanya main tunda, sholat nanti saja masih lama, baca quran nanti kalau ada waktu sisa, sedekah nanti saja kalau sudah kaya, pergi haji nanti saja belum ada panggilan dan banyak lagi perkara perkara ibadah dan amal shalih hobinya ditunda tunda.

“iya nanti sajalah”, demikian yang dikatakan dalam rangka menunda-nunda pekerjaaan atau amalan padahal masih bisa dilakukan saat itu. Kebiasaan kita adalah demikian, karena rasa malas, menunda-nunda untuk belajar, menunda-nunda untuk muroja’ah (mengulang) hafalan qur’an, atau melakukan hal yang manfaat lainnya, padahal itu semua masih amat mungkin dilakukan.

Perlu diketahui bahwa perkataan “sawfa, sawfa”, “nanti sajalah” dalam rangka menunda-nunda kebaikan, ini adalah bagian dari “tentara-tentara iblis”. Demikian kata sebagian ulama salaf.

Al Hasan Al Bashri berkata, “Hati-hati dengan sikap menunda-nunda. Engkau sekarang berada di hari ini dan bukan berada di hari besok. Jika besok tiba, engkau berada di hari tersebut dan sekarang engkau masih berada di hari ini. Jika besok tidak menghampirimu, maka janganlah engkau sesali atas apa yang luput darimu di hari ini.”

Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata:

‏غايةُ أمنيَّةِ الموتى في قبورِهم حياةُ ساعةٍ يستدركون فيها ما فاتهم من توبة وعملٍ صالحِ، ‏وأهلُ الدنيا يفرِّطون في حياتِهم فتذهبُ أعمارُهم في الغفْلَّةَ ضياعًا، ومنهم من يقطَعُها بالمعاصي.

“Angan-angan terbesar orang-orang yang telah mati di alam kubur mereka adalah hidup sesaat untuk meraih taubat dan amal shalih yang luput dari mereka, sedangkan orang-orang yang masih hidup di dunia ini justru menyia-nyiakan hidup mereka sehingga umur mereka habis percuma dalam kelalaian, bahkan sebagian mereka ada yang menghabiskannya untuk maksiat.” (Lathaiful Ma’arif, hlm. 339)

Ibnu Athaillah As-Sakandari menyatakan dalam karyanya kitab al-Hikam bahwa penundaan dalam beramal adalah simbol dari kebodohan seseorang. Kebodohan yang mempengaruhi jiwanya dalam mengarungi hidup ini. Disebut bodoh karena ia telah menunda amalnya dengan menunggu waktu luang, padahal bisa jadi dalam menunggu waktu luangnya itu ajal menjemputnya. Atau bisa saja justru kesibukannya semakin bertambah karena yang namanya kesibukan dunia akan terus menumpuk karena selalu berkaitan antara satu dengan lainnya.

Bahkan sering terjadi pula di saat mendapatkan waktu luang, justru tekatnya melemah karena terhanyut godaan dunia lainnya. Oleh karena itu sepatutnya segera bangkit melakukan amal-amal yang bermanfaat dan mendekatkan diri pada Allah Ta’ala sebelum terlambat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَجِاىٓءَ يَوْمَئِذٍۢ بِجَهَنَّمَ  ۚ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسٰنُ وَأَنّٰى لَهُ الذِّكْرٰى

dan pada hari itu diperlihatkan Neraka Jahanam; pada hari itu sadarlah manusia, tetapi tidak berguna lagi baginya kesadaran itu.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 23)1

يَقُولُ يٰلَيْتَنِى قَدَّمْتُ لِحَيَاتِى

Dia berkata, Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku mengerjakan (kebajikan) untuk hidupku ini.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 24)

Dari ayat tersebut terlihat bahwa akan ada suatu golongan yang menyesal hanya karena kebiasaan menunda dalam beramal kebaikan. Sikap yang seperti itu bisa disebut dengan At-Taswif (menunda kebaikan). Penyakit yang berbahaya yang sengaja digunakan iblis dalam menghadang manusia untuk taat dan bertaubat kepada Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button