FOKUS MUSLIMAH

Bukan Sekadar Menyenangkan Suami

Dunia entertainment di negeri ini dibuat heboh dengan viralnya berita perselingkuhan yang dilakukan oleh suami dari pasangan penyanyi. Berita ini semakin menjadi trending topik sebab pasangan tersebut dikenal sebagai pasangan hijrah dan sang istri dikenal sebagai perempuan Muslimah, cantik dan Shalihah; sementara suaminya seorang mualaf.

Kasus yang mencuat seakan menjadi momok bagi mereka yang belum menikah atau berumah tangga. Bagaimana tidak? Belum berumah tangga saja sudah dijejali berita perselingkuhan. Parahnya, kasus perselingkuhan kali ini justru terjadi di keluarga yang terlihat baik-baik saja.

Disclaimer, tulisan ini tidak bermaksud menceritakan kronologi perselingkuhan atau mencari siapa yang salah dari kedua belah pihak. Tulisan ini dibuat untuk mengambil pelajar dari peristiwa yang terjadi atau peristiwa lain yang sejenis.

Realitas istri yang cantik, baik, telaten mengurus anak, hemat, cermat, bersahaja, Shalihah, taat pada suami, mandiri, berpenghasilan, berprestasi dan segudang kelebihan lainnya; di tengah kehidupan sekular liberal hari ini ternyata belum cukup membuat suaminya bertahan agar tidak selingkuh.

Benar, walau sudah berhijrah dan berupaya menutup celah-celah kemaksiatan dan ketidaktaatan, tidak otomatis mengurangi kemungkinan terjadinya perselingkuhan.

Suami yang masih punya nurani tentu akan mengakui kesalahannya, misal masih suka melirik wanita lain atau hatinya yang sulit bersyukur dengan segala kelebihan maupun kekurangan yang ada pada pasangan. Sementara suami yang tak punya nurani mudah untuk tidak jujur dan suka mencari-cari kesalahan istri. Menganggap istri kurang cantik, kurang perhatian, kurang perawatan, terlalu gemuk, terlalu cerewet, tidak bisa membuat suami merasa nyaman, dan sebagainya.

Sebagai wanita Muslimah yang beriman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, para istri baiknya tidak melakukan segala sesuatu dengan niat hanya untuk “menyenangkan suami agar suami semakin sayang, atau agar suami tidak berpaling ke lain hati.” Karena niat seperti ini akan terasa berat tatkala diuji oleh Allah.

Bila segala sesuatunya diarahkan untuk mencari ridha Allah, maka menjadi istri yang taat pada suami pun semata-mata dilakukan karena Allah. Misal saat istri melakukan perawatan diri, memasak dan membuat kopi untuk suami, semua dilakukan bukan sekadar menyenangkan suami, tapi karena Allah meridhaai istri yang membuat senang suaminya.

Bahkan bila istri harus bekerja atau berhenti bekerja, bukan diniatkan sekadar membantu suami atau agar fokus mengurus keluarga di rumah, tapi diniatkan karena ingin meraih ridha Allah. Sehingga bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, mudah mengembalikan semuanya kepada Allah Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Kuasa.

Ternyata, mendapat istri dengan spek bidadari merupakan bagian dari ujian Allah. Baik suami maupun istri, keduanya harus menjaga diri dan menjaga pandangan, serta senantiasa taat dan bertakwa kepada Allah di mana pun berada. Apalagi ditambah dengan penerapan hukum-hukum Islam secara kafah dalam kehidupan keluarga, masyarakat, dan negara. sudah barang tentu kita semua terjaga dari keburukan perselingkuhan, bahkan dari keburukan-keburukan yang lain. Wallahu’alam.[]

Fatmah Ramadhani Ginting, S.K.M., Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

Artikel Terkait

Back to top button