NASIONAL

Dalam Suasana Duka Palestina, Sejumlah Tokoh Islam Tolak Konser Coldplay Pendukung LGBT

Jakarta (SI Online) – Sejumlah ulama, habaib dan tokoh Islam sepakat membentuk Gerakan Nasional Anti LGBT dalam rangka menolak konser musik Coldplay yang rencananya akan digelar dalam waktu dekat di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

“Semua sepakat bahwa kami menolak rencana konser Coldplay, band asal Inggris yang akan diselenggarakan di GBK 15 November 2023, karena band tersebut merupakan bagian integral dari promosi kelompok propagandis LGBT dunia,” jelas KH Muhyiddin Junaidi, salah satu ulama yang hadir dalam pertemuan di Jakarta, Selasa lalu (7/11/2023).

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menegaskan bahwa seluruh agama di dunia menolak LGBT (lesbian, gay, biseks dan transgender). “Khususnya di Indonesia dengan Pancasila yang sila pertamanya ditegaskan dengan Ketuhanan yang Maha Esa,” ujar Kiai Muhyiddin. Tuhan yang Maha Esa jelas melarang perilaku menyimpang seperti LGBT.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada pihak terkait untuk membatalkan rencana konser Coldplay di Indonesia.

“Kami mengimbau kepada seluruh pihak yang terkait dari pada penyelenggara dan lainnya agar segera membatalkan acara konser Coldplay di Jakarta. Permintaan dan penolakan ini sesungguhnya sebagai bukti kami sayang dan peduli kepada Indonesia tercinta,” tegas Kiai Muhyiddin.

“Kami tidak ingin dengan adanya acara ini akan mengundang azab dan malapetaka yang akan diturunkan Allah SWT kepada bangsa Indonesia akibat adanya acara pro LGBT di Indonesia tercinta,” tambahnya.

Selama ini, kata Kiai Muhyiddin, umat Islam tidak pernah mempermasalahkan konser yang ada di Indonesia selama mereka tidak membawa nuansa LGBT di Indonesia.

“Sehubungan dengan itu kami minta kepada Presiden RI, Menkopolhukam, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta pihak lainnya untuk mendengarkan tuntutan kami dalam menolak LGBT,” harap Mantan Wakil Ketua Umum MUI Pusat itu.

Saat ini, lanjut Kiai Muhyiddin, bangsa Indonesia sedang berduka karena banyaknya rakyat Palestina yang menjadi korban kebiadaban penjajah Israel.

“Penolakan kami juga didasari alasan psikologis, saudara-saudara kami di Gaza khususnya dan di Palestina umumnya sedang dibunuh dengan penuh kebiadaban, genosida sedang terjadi,” ungkapnya.

“Sesungguhnya jika konser tersebut dipaksakan itu bukti kita tidak memiliki solidaritas sosial, tidak memiliki kesetiakawanan kepada suadara-saudara di Palestina,” tambah Kiai Muhyiddin.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada para tokoh Islam agar kompak bersatu dalam masalah ini.

“Kami mengimbau kepada seluruh ulama dan tokoh Islam, pimpinan MUI seluruh Indonesia, pimpinan ormas Islam dan majelis taklim, pimpinan ponpes seluruh Indonesia dan semua generasi bangsa agar kita memiliki satu suara yaitu menolak konser Coldplay di Indonesia,” tandas Kiai Muhyiddin.

Dalam pertemuan tersebut, juga dipaparkan terkait sepak terjang band Coldplay yang setiap konsernya dipenuhi simbol-simbol dukungan untuk LGBT.

Tak hanya simbol, dalam konser Coldplay juga ditampilkan seorang pasangan gay sedang melakukan lamaran di atas panggung.

Juga dipaparkan adanya dukungan dari kelompok LGBT yang menjadikan band Coldplay sebagai inspirasi dalam hubungan sejenis mereka.

Banyaknya bukti yang menunjukkan adanya dukungan Coldplay terhadap kelompok LGBT menjadi dasar adanya penolakan terhadap band asal Inggris tersebut.

Selain Kiai Muhyiddin, hadir pula dalam pertemuan tersebut antara lain Habib Rizieq Syihab, Yusuf Muhammad Martaq (Ketua GNPF Ulama), Refly Harun (Pakar Hukum Tata Negara), Eggi Sudjana (Advokat Senior), Ahmad Yani (Ketua Partai Masyumi), Ustaz Abdul Syukur (Pimpinan Az Zikra), Ichsanudin Noorsy (Ekonom), Rita Soebagio (Ketua AILA), Ustaz Alwi Rasyid Abdullah Syafii (As Syafiiyah), Habib Muhammad Alatas (Ketua FPI), Aziz Yanuar (Advokat) dan tokoh Islam lainnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button