RESONANSI

Drama Layangan Putus, Tendensius terhadap Poligami?

Kamu bawa dia ke Cappadocia, it’s my dream mas, not her! My dream!.”

Salah satu potongan dialog yang viral dalam drama series berjudul “Layangan Putus” menunjukkan betapa suksesnya si pembuat film mengaduk-aduk perasaan kaum hawa. Lantaran kata-kata tersebut acapkali terngiang-ngiang di telinga karena menggambarkan betapa jahatnya suami yang tega mengkhianati istri dengan hadirnya orang ketiga. Hari ini, tidak sedikit rumah tangga yang kerap di bayang-bayangi oleh drama series tersebut hingga benar-benar terjadi di kehidupan nyata.

Film, sebagaimana kita tahu, merupakan salah satu uslub/cara yang paling mudah untuk membentuk atau menghancurkan mindset seseorang. Parahnya, mindset ini bisa sampai manghantarkan terealisasinya suatu perbuatan. Begitu pula dengan drama ini, tentu saja alurnya telah disesuaikan dengan selera konsumen terutama pecinta film yang bertema kisah percintaan dalam rumah tangga.

Dalam drama series ini, menceritakan kisah hadirnya orang ketiga yang terjadi pada keluarga mapan dan sosok suami yang“sempurna” di mata istri, namun ternyata tidak bisa menempatkan syahwatnya secara benar. Drama ini diangkat dari novel karya Mommy ASF, yang konon katanya ditulis dari kisah nyata kehidupan rumah tangganya. Drama series ini sukses menjadi cerminan sekuel kehidupan bagi sebagian orang, membuat iba dalam duka lara,membius para istri untuk selalu menaruh curiga kepada suaminya.

Gamophobia Mengancam Keberlangsungan Generasi

Yang membuat hati ini miris bin sedih, banyak orang khususnya kaum hawa yang terpengaruh dengan drama yang menyajikan munculnya orang ketiga, mereka perlahan akan takut dan membenci suatu pernikahan, seperti beberapa pengakuan netizen setelah menonton drama series tersebut menjadi takut menikah atau istilahnya disebut “Gamophobia”. Dilansir dari beberapa sumber, gamophobia merupakan sindrom ketakutan yang terjadi pada seseorang untuk menjalin sebuah hubungan pernikahan. Bahkan, gangguan psikologis ini terkadang ekstrem. Padahal, Rasul pernah bersabda, “Menikah adalah sunahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunahku, bukan bagian dariku.” (HR. Ibnu Majah).

Jika mindset seseorang tidak ingin menikah hanya karena alasan takut dikhianati dan takut diselingkuhi, maka seseorang akan lebih memilih berhubungan tanpa ikatan sah, hingga melahirkan bayi tanpa nasab yang jelas. Orang pun akan lebih menyalurkan naluri seksualnya kepada hal-hal yang menyimpang karena dianggap tidak berisiko disakiti. Tak heran, jika ada manusia yang berhubungan dengan benda-benda mati atau binatang. Inilah bahaya yang perlu diwaspadai, terjadinya kerusakan tatanan masyrakat dan ancaman keberlangsungan generasi muslim mendatang.

Pernikahan Impian

Berbeda kisah dengan kisah layangan putus, Islam sangat memuliakan ikatan pernikahan. Pernikahan bagi wanita muslimah dianggap menjadi sebuah impian. Mengapa? Karena di dalam pernikahanlah ia dapat menyalurkan naluri/hasrat seksualnya (Gharizah Nau’) bersama pasangan halalnya. Istri adalah seseorang yang menjadi pendamping suami di kala suka dan duka. Menjadi istri tentu adalah impian setiap wanita, karena di dalam pernikahan, ia mendapatkan keturunan yang salih dan salihah sebagai tabungan kelak di hari hisab. Dan di dalam pernikahan juga, ia dapat mereguk kenikmatan ibadah terpanjang yang penuh pahala, sebab semua aktivitasnya membutuhkan keikhlasan dan pengorbanan, terlebih seorang istri. Jika dia bersabar dan ikhlas, ganjaran pahala akan berlipat menghampirinya.

Menjadi seorang istri baginya merupakan kenikmatan yang sangat indah tiada tara sebab di dalamnya tersimpan berbagai jalan luas untuk beribadah dan mencari jalan surga melalui ridho suami. Tidak selesai sampai disitu tugasnya, selain sebagai seorang istri, ia berperan sebagai seorang ibu. Ibu memiliki peran yang begitu besar terhadap kualitas sebuah generasi. Bahkan ada kutipan yang mengatakan “kehancuran sebuah negara berawal dari hancurnya sebuah generasi”. Maka akan sangat berbahaya jika seorang ibu tidak mengetahui perannya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button