Perempuan dan Poligami

Di zaman Romawi, perempuan dianggap setengah manusia
Mereka diperjualbelikan di pasar pasar raya
Dijadikan budak nafsu seenaknya
Di Arab pun saat itu hampir sama
Bila bayi perempuan lahir mereka malu luar biasa
Bahkan bayi perempuan kadang dikubur hidup-hidup untuk menutupi malunya
Perempuan dianggap makhluk lemah tidak ada gunanya
Rasulullah datang mengubah segalanya
Wanita diangkat setinggi-tingginya
Hormati ibumu, hormati ibumu, hormati ibumu, sabdanya
Hormati ibu baru kemudian ayah kita
Ibu perananannya luar biasa dalam rumah tangga kita
Ia di dapur ‘tidak pernah istirahat’ tubuhnya
Memasak, mencuci dan melakukan banyak hal di belakang sana
Ketika lelaki keluar rumah untuk kerja
Bahkan kadang perempuan juga kerja untuk membantu rumah tangga
Melahirkan, menyusui dan merawat bayi hanya perempuan yang bisa
Laki-laki hanya membantu sekedarnya
Maka ada pepatah, anak-anak hebat karena ibunya hebat juga
Dalam Islam, perempuan tidak dilarang bekerja
Asal urusan rumah tangga bisa dikerjakannya pula
Membesarkan dan mendidik anak adalah tugas utama
Lelaki yang tidak menyusui hanya bisa membantu
Itulah indahnya Islam agama sempurna
Suami istri bekerjasama dalam membina rumah tangga
Suami istri bekerjasama dalam mendidik anak-anaknya
Suami istri bekerjasama dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga
Laki-laki dan perempuan yang beriman dan beramal shalih dijamin Allah masuk surga
Keduanya wajib shalat lima waktu seharinya
Keduanya wajib puasa Ramadhan tiap tahunnya
Keduanya wajib zakat bila harta sudah memenuhi ‘nishab’nya
Keduanya wajib haji bila mampu dan terbuka jalannya
Di Barat berbeda
Bila dulu wanita hanya dijadikan budak seks saja
Kini wanitanya bebas luar biasa
Mereka jatuh pada ekstrim satu ke ekstrim lainnya
Bebas menjadi motto wanita di sana
Hingga malas menikah karena egonya
Mereka ingin menjadi laki-laki yang tidak merasakan hamil di tubuhnya
Mereka ingin menjadi laki-laki jadi apa saja
Mereka ingin berpakaian bebas nggak peduli busana
Hingga hampir telanjang bulat penampakannya
Menimbulkan syahwat lelaki yang melihatnya
Mereka tak peduli dampaknya
Mereka seperti produk barang yang dibutuhkan tampilan fisiknya
Hingga lomba-lomba fisik wanita dijadikan wisata
Wanita bisa diperjualbelikan menjadi biasa
Akal dan akhlak mereka dikebiri oleh para juragan harta dunia
Wanita menjadi lupa pada fitrahnya
Mereka lupa ada rahim dalam tubuhnya
Mereka lupa ada kasih sayang dalam badannya
Mereka lupa ada air susu di dadanya