NASIONAL

Gelar ‘JATTI Bershalawat’, UBN Beberkan Beda Politisi dan Negarawan

Jakarta (SI Online) – Jalinan Alumni Timur Tengah (JATTI) bekerja sama dengan Perkumpulan AQL menggelar ‘JATTI Bershalawat’ dalam Malam Tazkiyatun Nafs di Markaz AQL, Tebet, Jakarta Selatan pada Kamis malam, 29 September 2023.

JATTI Bershalawat bertema “Sikap Negawaran Nabi Muhammad Saw” digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad Saw 1445 H.

Hadir dalam kegiatan tersebut para pengurus JATTI dan alumni Timur Tengah serta jemaah yang setia mengikuti pengajian-pengajian AQL.

Sejumlah tokoh diminta untuk menyampaikan secara singkat teladan Nabi Muhammad Saw sebagai negawaran dalam berbargai bidang. Di antaranya KH Mardani Zuhri, KH Deden M. Makhyaruddin, Ust. Fadzlan Garamatan, Ust. Fahmi Salim, Ust. M. Yusuf Siddiq, dan Ust. Muhammad Ridwan Yahya, Lc.

Dalam pengantarnya, Ketua Umum JATTI KH Bachtiar Nasir, yang akrab disapa UBN, menyebut istilah “animal politics” untuk menggambarkan kehidupan politik yang sedang terjadi saat ini.

Animal politics, kata UBN, ditandai dengan sikap menang-kalah, tindakan penguasaan wilayah, mencakar, mencabik, memangsa dan mengusir walaupun kepada ssaudara sendiri. Kehidupan yang seperti ini mirip yang terjadi dalam kehidupan harimau liar.

“Kepuasannya sebagai pemimpin ingin berkuasa, kalau perlu turun temurun, hanya spesiesnya yang boleh, ini animal politics, beda dengan negarawan,” kata dia.

Alumni Universitas Islam Madinah ini mengatakan, seorang negawaran tidak hanya mengerti soal ilmu tata negara, hukum bernegara atau tata kelola negara. Seorang negawaran memikirkan generasi yang akan datang dan membangun peradaban.

Sebagian pengurus JATTI dalam JATTI Bershalawat, Kamis malam (28/09/2023)

Negawaran tidak hanya ngerti ilmu tata negara, hukum bernegara, atau tata kelola negara. Politisi memikirkan pemilu yang akan datang. Sedangkan negarawan memikirkan generasi yang akan datang dan membangun peradaban. Bukan soal menang atau kalah.

“Kalau politisi memikirkan pemilu yang akan datang, menang atau kalah. Tapi kalau negarawan tidak berpikir soal menang kalah,” tambahnya.

Selanjutnya, Pimpinan Perkumpulan AQL ini menyebut beda antara politisi dengan negarawan adalah seorang politisi menjalanakan politik transaksional, sedangkan negawaran menjalankan politik transformasional.

“Politik transaksional itu hubungan industrialnya antara dia dengan konstituennya adalah uang dan materi. Bukan bagaimana kasih sayang diberikan, bagaimana keberpihakan dan pembelaan, melulu tentang apa dan berapa,” kata dia.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button