OPINI

Gerbong Kosong Jokowi

Sungguh sudah tak ada lagi alasan kepatuhan dan kepatutan, apalagi kepanutan bagi rakyat untuk menaruh nilai kejujuran dan kepercayaan lagi kepada rezim penguasa Jokowi.

Jika hanya yang di legacy sebagai warisan kepemimpinan kekuasaan Jokowi, adalah alat kekuasaan politik “holopis vivere pericoloso” berupa politik dinasti.

Yang mengkaderisasi kekuasaannya itu hanya untuk mencetak ulang kekuasaan kepada hereditas, turunannya.

Apalagi, itu dilakukan oleh Jokowi secara brutal dengan membegal MK yang dipimpin adik iparnya sendiri dan tanpa tedeng aling-aling ‘memperkosa’ konstitusi.

Hingga Gibran yang hadir cacat dan najis “dicangkokan” mendadak dicawapreskan dengan Prabowo.

Sepantasnyalah, sebagaimana disebut majalah Tempo terbitan terbaru bahwa Gibran itu, adalah anak haram konstitusi.

Tetapi, yang aneh dan ironis, betapa seluruh anggota partai koalisi KIM dengan masih begitu yakin dan percaya diri yang sangat tinggi berkampanye dan “berjualan” paslon Presidennya itu dengan menyandang gelar cacat moral dan hukum. Laku dipilihkah oleh rakyat?

Sepertinya mereka sudah tak punya rasa morality ashamed, kecuali morality hazard :

Moralitas nekat, penerabasan dan kebablasan toh mayoritas rakyat pemilihnya yang 62% —meski lebih separuh usia produktif— tetapi berada di desa mereka itu dianggap lemah, bodoh miskin dan terbelakang. Kelak masih bisa ‘diakali’: diatur, digiring dan dibeli.

Sedangkan, tak dipedulikan 10%-15%, adalah masyarakat yang melek menggunakan akal sehat politik berkewarasan.

Terus-menerus dibiarkan hanya bisa menggonggong, menghardik dan mengkritik.
Sekalipun, “berita acara” -nya hingga ke upaya pemakzulan ke lembaga berwenang, DPR, MA dan MK.

Tetap kandas, tak digubris. Tetap saja tak bisa berbuat apa-apa. But this way is no strong leader , karena (siapa?) tak ada kepemimpinan kuat dan mumpuni untuk memakzulkan Jokowi ini.

Sementara, 20-25%, adalah masyarakat menengah di kota-kota tengah kebingungan terus-menerus mengejar kebutuhan untuk hidup keluarganya yang serba semakin sulit, susah dan mahal.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button