RESONANSI

Ilmu dan Kemajuan

Maka, mafhum mukhalafahnya, orang yang tambah ilmu, tambah baik, berarti tambah dekat dari Allah SWT. Tentu, dekat bukan dalam arti fisik, sebab Allah SWT bukan Tuhan yang dibatasi dengan jarak tertentu.

Jika ada pertanyaan, apakah ilmu yang dimaksud hanya ilmu agama? Saya jawab tidak. Ilmu yang dimaksud mencakup ilmu agama maupun ilmu umum. Imam al-Ghazali pun menyatakan dalam Ihya’ ‘Ulumuddin, “Wa man qashadalLāha Ta’āla bi al-‘ilmi – ayyi ‘ilmin kāna – nafa’ahu wa rafa’ahu lā mahālata”.

Terjemahan bebasnya, barangsiapa yang mengharap ridha Allah Ta’ala dengan ilmunya – ilmu apapun itu – maka ilmu itu akan bermanfaat baginya dan pasti mengangkat derajatnya.

Seorang yang ragu kepada Allah SWT, dan hobi melecehkan ajaran agama-Nya, bukanlah ahli ilmu meski bergelar Profesor Doktor. Begitu juga seorang yang mempromosikan pluralisme agama tidak layak dianggap ahli ilmu meski ada yang memanggilnya Kiai.

Sama halnya intelektual yang membela pergaulan bebas, apalagi hubungan sejenis. Begitu pun oknum dokter yang melakukan malapraktik, ekonom yang korup, hakim yang menerima suap, polisi yang menjadi bandar judi dan narkoba, semua itu tidak layak dianggap ahli ilmu.

Dalam pandangan Islam, orang semacam ini sudah jauh dari Allah SWT. Kalaupun disebut ahli ilmu, tetap saja ilmunya tidak bermanfaat, tidak menghasilkan kebenaran, tidak bernilai kebaikan dan kebahagiaan, apalagi kemajuan.

Justru ilmunya itu menjadi sumber kerusakan dan kehancuran dalam kehidupan. Nabi Muhammad Saw menyebut orang semacam ini dengan gelar ulama su’ (Ahli ilmu yang jahat).

Beginilah, kerusakan yang disebabkan orang biadab yang berilmu, jauh lebih dahsyat daripada orang jahat yang tidak berilmu.

Jadi, hati-hati dengan ilmu. Jika ilmu itu berbuah kebaikan, maka kita akan menerima berkah dan manfaatnya. Sebaliknya, jika ilmu itu melahirkan keburukan, maka bersiaplah merasakan kutukan dan bencananya. Pilihan ada di tangan kita.

Semoga Allah SWT memberikan kita ilmu yang bermanfaat, dan melindungi kita dari ilmu yang tidak bermanfaat. []

Jumat, 2 Rabi’ al-Akhir 1444 H / 28 Oktober 2022

Muhammad Ardiansyah, Pengasuh Ponpes At-Taqwa, Cilodong, Depok.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button