NUIM HIDAYAT

Kenang-kenangan dari Penjara Rezim Orde Lama

Hari Rabu tanggal 16 Januari 1962. Jam pada waktu itu kira-kira pukul setengah empat menjelang waktu fajar. Rumah tempat tinggal saya di Jalan Cipinang Cempedak 11/16 Polonia terdengar pintu diketok dari luar. Setelah dibuka tiga orang Polisi Militer (PM) masuk ke ruangan rumah, dipimpin oleh seorang perwira berpangkat Kapten.

Perwira itu berkata:
“Saya mau berbicara dengan Bapak M Yunan Nasution”
“Saya sendiri,” sahut saya.

Ia menyerahkan kepada saya sepucuk surat. Setelah surat itu saya baca, tahulah saya, bahwa surat tersebut rupanya surat perintah dari Penguasa Perang Tertinggi (Peperti) untuk melakukan penangkapan/penahanan terhadap saya.

“Baiklah saya sudah maklum isinya. Saya ingin mendapat penjelasan sedikit tentang motif dan alasan-alasan penangkapan itu,” sahut saya.

“Kami hanya mendapat perintah mengambil saja,” jawab Kapten tersebut.

Saya masuk ke kamar mandi dahulu untuk mencuci muka. Kemudian saya siapkan pakaian sekadar yang perlu dibawa. Demikian juga barang-barang lainnya, seperti tikar sembahyang, Al-Qur’an, beberapa buah buku, sikat gigi, sabun mandi, handuk dan lain-lain. Semuanya saya masukkan ke dalam koper kecil.

Ketika kami akan berangkat, istri saya menanyakan kepada perwira tersebut:
“Kemana Bapak akan dibawa?”
“Ke Mess CPM di Jalan Hayam Wuruk,” sahutnya.

Tatkala pamitan berjabat salam dengan istri dan anak-anak saya, saya pesan supaya mereka tenang saja, jangan gelisah. Selain dari itu, saya bisikkan pula kepada istri saya supaya peristiwa itu disampaikan kepada teman-teman yang akrab. Antara lain kepada saudara Mohamad Roem dan Prawoto Mangkusasmito.

Dalam perjalanan di atas Jeep, saya senantiasa bertanya-tanya di dalam hati: Apakah gerangan sebab penahanan ini? Di dalam surat perintah dari Peperti itu hanya diterangkan berhubung dengan suatu urusan.

Ketika masuk di halaman mess CPM di Jalan Hayam Wuruk itu, saya melihat suasana kesibukan. Petugas yang berpakaian seragam hilir mudik. Waktu saya turun dari jeep, terdengar seorang petugas menanyakan kepada perwira yang mengambil saya itu:
“Ini yang darimana?”
“Yang dari Polonia,”sahutnya.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button