NUIM HIDAYAT

Ketika Agus Salim Memata-matai Tjokroaminoto

Tjokro memang hebat, di masa kepemimpinannya, anggota Sarekat Islam mencapai 2,5 juta saat itu. SI memang menjadi organisasi pertama Islam yang dengan gigih melawan Belanda.

Soekarno yang pernah kos di rumah Tjokro, gang Paneleh Surabaya, sering mengikuti pidato Tjokro. Ia pun belajar hampir tiap malam di depan cermin pidato seperti Tjokro. Kawan-kawannya seperti Alimin dan Musso mengejeknya. Selain tiga orang itu, Kartosuwiryo juga pernah kos di rumah itu.

Sayang Soekarno ketika kuliah di ‘ITB Bandung’ kemudian menceraikan Oetari, anak Tjokroaminoto. Soekarno tidak bisa menahan nafsunya melihat kecantikan ibu kosnya, Inggit Ganarsih.

Bercerainya Soekarno dengan Oetari bisa dikatakan Soekarno bercerai dengan ideologi Tjokroaminoto (Islam). Soekarno memang saat itu sedang tergila-gila dengan ideologi Marxisme. Di kemudian hari Soekarno menyatakan dirinya menganut paham Marhaenisme, paham Marxisme ala Indonesia.

Makanya jangan heran ketika Soekarno berkuasa, ia menetapkan Hari Kebangkitan Nasional adalah hari lahirnya Budi Utomo, bukan Sarekat Islam.

Begitu pula Soekarno lah yang memimpin rapat untuk penghapusan kata Islam di pembukaan dan batang tubuh UUD 45 pada tanggal 18 Agustus. Soekarno juga memilih tokoh pendidikan nasional, Ki Hajar Dewantoro bukan KH Hasyim Asyari atau KH Ahmad Dahlan.

Soekarno tentu saja ada jasanya untuk negeri ini. Karena dia berani melawan penjajah Belanda dan pernah di penjara. Tapi dosa politik Soekarno kepada umat Islam juga banyak. Selain yang disebutkan di atas Soekarno juga membubarkan partai Islam Masyumi dan memenjarakan tokoh-tokohnya.

Soekarno adalah penganut pluralisme agama, semua agama sama di matanya. Sebagaimana pandangan Jokowi saat ini.

Perjuangan umat Islam di Indonesia, akan terus berlangsung di negara ini. Perjuangan kaum sekuler dan Islamofobia melawan kaum Muslim. Pertarungan ideologi Marxisme melawan ideologi Islam.

Semoga pertarungan yang terjadi adalah pertarungan pikiran atau gagasan membangun negeri ini. Bukan pertarungan fisik yang akan merugikan semuanya. Semoga musyawarah didulukan daripada bentrok fisik. Wallahu azizun hakim.

Renungkanlah firman Allah: “Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS An Nur 55).

Nuim Hidayat, Direktur Akademi Dakwah Indonesia Depok.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button