OPINI

Komitmen Anwar Ibrahim di Bidang ‘Good Governance’

Beberapa komitmen Perdana Menteri Malaysia ke-10 Datuk Seri Anwar Ibrahim bidang good governance di awal pemerintahannya antara lain;

Pertama, mempertahankan perlembagaan negara seperti menjamin hak dan kepentingan bangsa Melayu, Islam dan Raja-Raja Melayu. Dalam good governance ini disebut sebagai kekuasaan hukum. Undang-Undang adalah panglima bukan orang siapapun dia “rule of law”.

Kedua, membela mereka yang terpinggir tanpa mengira agama dan bangsa. Ini selari dengan pidato pertama Khalifah Abu Bakar “kebenaran adalah satu kepercayaan dan dusta adalah pengkhianatan. Orang yang lemah di kalangan kalian adalah kuat di mata saya. Sesudah nanti haknya akan saya berikan padanya In Shaa Allah. Dan orang yang kuat, buat saya adalah lemah sesudah haknya saya ambil In Shaa Allah.”

Ketiga, fokus pada agenda ekonomi yang disebut sebagai orientasi konsesus dalam good governance. Ini berarti Anwar bukanlah seorang tukang tanda tangan atau tukang resmi tetapi seorang pemimpin yang bekerja.

Keempat, melawan korupsi dan penyalahgunaan kuasa secara serius dan habis-habisan dengan mereformasi tata kelola pemerintahan. Ini disebut sebagai akauntabilitas dan strategik dalam bahasa good governance.

Kelima, Anwar Ibrahim juga menolak menerima gaji sebagai Perdana Menteri yang disebut sebagai kebertanggunjawapan dengan keadaan semasa dalam good governance. Anwar termasuk orang kaya yang berjuang dalam politik bukan masuk politik supaya menjadi kaya.

Keenam, Anwar menolak mobil Mercedes S600 baru untuk kenderaan Perdana Menteri dan kerusakan karpet istana dibaiki saja tidak perlu diganti baru katanya. Ini disebut sebagai efektif dan efisien dalam istilah good governance.

Ketujuh, hari ini Anwar Ibrahim mengatakan bahwa semua proyek pemerintah harus melalui system tender terbuka dan bukan lagi ditunjuk langsung untuk mengelakkan monopoli dan dominasi oleh kroni keluarga partai kenalan tertentu saja.

Apa alasan rasional semua political will ini sehingga ide gagasan dan wawasan reformasi bisa lahir dari pribadi Anwar sendiri, dia sampaikan semua secara langsung bukan dengan membaca teks yang ditulis oleh orang lain?

Seperti diketahui Anwar adalah seperti Hamka yang berjiwa merdeka walaupun jasad pernah terpenjara. Sehingga dia tidak terjajah oleh kepentingan asing, konglomerat dan aseng atau yang seumpama dengannya.

Anwar adalah alumni sebuah Universitas terbaik di Malaysia UM yang kini menduduki rangking 70 terbaik dunia yang jelas dan asli ijazahnya. Seorang toke buku berdarah Minang mengakui bahwa dia banyak membawakan buku untuk dibaca oleh Anwar Ibrahim dulu.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button