INTERNASIONAL

Lucunya Inggris, Tak Akui Pemerintahan Taliban tapi Mau Bekerja Sama

London (SI Online) – Inggris tidak akan mengakui Taliban sebagai pemerintahan baru di Kabul. Namun Inggris harus menghadapi kenyataan baru di Afghanistan dan tidak ingin melihat tatanan sosial serta ekonominya rusak.

Sikap itu diungkapkan Menteri Luar Negeri (Menlu) Inggris Dominic Raab pada Jumat (3/9/2021).

Berbicara selama kunjungan ke Pakistan, Raab mengatakan tidak mungkin mengevakuasi sekitar 15 ribu orang dari Kabul tanpa kerja sama dengan Taliban.

“Pendekatan yang kami ambil adalah kami tidak mengakui Taliban sebagai pemerintah,” ujar dia, seraya menambahkan Inggris biasanya mengakui negara daripada pemerintah.

“Kami melihat pentingnya untuk dapat terlibat dan memiliki jalur komunikasi langsung,” papar dia.

Komentar Raab mencerminkan sikap negara-negara seperti Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang berusaha menyerang setelah kemenangan kilat Taliban dan runtuhnya pemerintah yang didukung Barat di Kabul.

Negara-negara Barat khawatir krisis kemanusiaan yang membayangi Afghanistan dan keruntuhan ekonominya dapat menciptakan ratusan ribu pengungsi ke negara lain.

Namun mereka waspada terhadap janji-janji Taliban untuk tidak seperti saat mereka berkuasa pada 1996-2001 silam.

“Taliban telah membuat serangkaian upaya, beberapa di antaranya positif pada tingkat kata-kata. Kami perlu menguji mereka dan melihat apakah ini diterjemahkan ke dalam perbuatan,” ungkap Raab.

“Penting pada tahap ini untuk menetapkan atau menilai Taliban dengan tes awal, awal dan mungkin, cukup sederhana ini, dan melihat apakah mereka berhasil,” ujar dia.

Dia mengatakan Inggris telah merilis tahap pertama dari paket bantuan kemanusiaan senilai 30 juta pound untuk negara tetangga Afghanistan, yang mungkin harus menanggung beban terbesar dari eksodus besar pengungsi.

Raab menambahkan anggaran bantuan untuk Afghanistan telah ditingkatkan menjadi 286 juta pound tetapi pembayaran di masa depan akan melalui kelompok bantuan. [sindonews.com]

Artikel Terkait

Back to top button