KESEHATAN

Minum Obat Pakai Teh, Bolehkah?

SI Online – Idealnya, minum obat haruslah dengan tegukan air putih untuk memaksimalkan kemanjuran obat. Namun ada juga beberapa orang yang minum obat dengan teh hangat. Hal itu bertujuan untuk menyamarkan sensasi pahit dari obat tersebut. Namun, apakah cara tersebut aman?

Dilansir litbang.kemendgri.go.id, ternyata minum obat dengan teh tidak dianjurkan. Sudah banyak dokter dan rumah sakit yang tidak memperbolehkan pasien minum obat pakai teh, apalagi teh hijau.

Di dalam pencernaan, senyawa kafein yang terkandung dalam teh dapat berikatan dengan zat kimia obat. Hal itu kemudian menyebabkan obat menjadi sulit dicerna. Efek interaksi obat dengan kafein ini dapat menurunkan efektivitas kerja obat di dalam tubuh.

Selain itu, kafein dapat dengan dengan mudah merangsang sistem saraf pusat sehingga menimbulkan rasa gugup, sakit perut, sulit berkonsentrasi, sulit tidur, peningkatan denyut jantung, dan peningkatan tekanan darah. Efek samping kafein ini juga semakin menghambat obat bekerja efektif dalam tubuh untuk menyasar sumber penyakitnya.

Sebuah penelitian dari National Institute of Health melaporkan bahwa minum obat amfetamin, kokain, atau efedrin dengan teh hijau dapat menyebabkan interaksi berbahaya bagi tubuh. Kandungan kafein dalam teh hijau (yang memang lebih tinggi dari jenis teh lainnya) yang berinteraksi dengan zar obat-obatan kuat ini dapat dapat membuat jantung berdetak lebih cepat sehingga meningkatkan tekanan darah.

Terdapat sejumlah obat-obatan umum di masyarakat yang tidak boleh diminum dengan teh, di antaranya:

Obat Penurun Tekanan Darah

Dikutip dari laman WebMD, minum teh hijau dapat mengurangi manfaat nadolol, salah satu obat penurun tekanan darah yang dikenal sebagai beta blocker. Penelitian ini melibatkan 10 peserta yang diberikan satu dosis 30 miligram nadolol, sebagian peserta meminumnya dengan air putih dan sebagian lainnya dengan teh hijau. Cara ini terus dilakukan selama 14 hari lamanya untuk melihat perbedaan efek teh hijau dan air pada nadolol.

Usai dilakukan pemeriksaan kadar nadolol dalam darah di akhir penelitian, hasil menunjukkan bahwa kadar nadolol terlihat menurun drastis hingga 76 persen pada kelompok yang minum teh hijau. Nadolol yang seharusnya bekerja dengan menurunkan beban kerja jantung dan tekanan darah menjadi terhambat akibat asupan teh hijau yang dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini membuktikan bahwa teh hijau menurunkan efektivitas obat nadolol secara drastis dengan mengganggu penyerapan obat di dalam usus.

Selain untuk obat hipertensi, teh hijau tidak dianjurkan untuk diminum bersamaan dengan obat penurun berat badan seperti phenylpropanolamine. Sebab, kombinasi ini akan menyebabkan lonjakan pada tekanan darah dan risiko perdarahan di otak. Karena teh hijau cenderung memperberat kerja hati, jadi sangat tidak dianjurkan untuk mengonsumsi obat yang memiliki efek samping yang buruk pada organ hati, seperti acetaminophen (paracetamol), phenytoin, methotrexate, dan lainnya.

Obat Pengencer Darah

Saat sedang mengonsumsi obat pengencer darah seperti warfarin, ibuprofen, dan aspirin, sangat tidak dianjurkan mengonsumsi teh sebagai cairannya. Pasalnya, teh hijau mengandung vitamin K yang dapat mengurangi keefektifan kinerja aspirin. Teh hijau memiliki efek yang mirip dengan pengencer darah sehingga bila Anda konsumsi berbarengan dengan obat-obatan tersebut bisa meningkatkan risiko perdarahan.

Pil KB

Kandungan kafein dalam teh dilaporkan dapat menurunkan cara kerja pil KB dalam menghambat proses pembuahan. Jadi, bagi yang sedang rutin mengonsumsi pil KB sebagai alat kontrasepsi tidak boleh meminumnya dengan teh. Kondisi ini juga berlaku untuk antibiotik, lithium, adenosin, clozapine, dan beberapa obat kanker lainnya. Sebab, zat di dalam teh malah membuat bakteri dalam tubuh menjadi resisten terhadap pengobatan.

Obat Herbal dan Suplemen

Konsumsi teh sebagai ‘teman’ minum suplemen juga tidak dianjurkan. Hal ini dikarenakan kandungan kafein di dalamnya dapat menurunkan penyerapan zat besi dan asam folat yang terkandung di dalam suplemen. Alhasil, manfaat yang seharusnya didapat dari suplemen menjadi sia-sia.

Red: Farah Abdillah

Artikel Terkait

Back to top button