SIRAH NABAWIYAH

Perang-Perang di Bulan Ramadhan

Peperangan Wadi al-Qura

Pada tahun keenam Hijrah, Zaid bin Haritsah dikirim ke Wadi al-Qura untuk menghadapi Fatimah binti Rabi’ah, seorang permaisuri di kawasan tersebut. Sebelumnya, Fatimah telah menyerang sebuah kafilah yang dipimpin oleh Zaid dan berhasil merampas barang yang dibawanya. Ia juga dikenal sebagai seorang wanita yang paling dilindungi di Tanah Arab. Sebab, ia telah menaruh sebanyak lima puluh pedang saudara terdekatnya di rumahnya. Ia juga terkenal karena berani memproklamirkan perang terbuka melawan Islam. Akhirnya, ia terbunuh dalam pertempuran menentang Islam dalam bulan Ramadhan.

Pembukaan Kota Mekah dan Pemusnahan Patung Berhala

Pada bulan Ramadhan ke delapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah telah dikhianati, dan pada saat itu tentara Islam tengah berperang melawan tentera Bizentin di Utara. Nabi Muhammad Saw pun berniat melakukan mobilisasi umat Islam secara besar-besaran untuk memerangi seluruh kekuatan kufur di Semenanjung Tanah Arab, dan mengepung kota Mekah di bulan Ramadhan.

Peristiwa ini merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah umat Islam. Sebab, setelah peristiwa tersebut (Futuh Mekah) Islam berhasil disebarkan ke seluruh Semenanjung Tanah Arab. Dalam bulan dan tahun yang sama, kaum Muslim berhasil menghancurkan semua berhala di Mekah, dan membinasakan pusat kesyirikan di tanah Arab. Akhirnya, berhala al-Lat, al-Mamat dan as-Suwa dan beberapa berhala besar berhasil dihancurkan.

Penaklukan Spanyol

Pada bulan Ramadhan, sembilan puluh dua tahun setelah Hijrah, Musa ibn Nusair, salah satu gubernur Khalifah Umaiyah di Afrika Utara dan jenderal perangnya yang berani, Thariq ibn Ziyad, dengan jumlah tentara yang hanya sekitar 7.000 orang berhasil membebaskan keseluruhan Spanyol, Sicilia dan sebahagian dari Prancis hingga tanah dari al-Andalus; di mana umat Islam telah berkuasa di sana hampir selama 700 tahun.

Kemenangan Melawan Tentara Salib

Pada 682 Hijrah, Salahuddin al-Ayyubi, setelah bertempur melawan tentara Salib hampir satu tahun lamanya, akhirnya beliau berhasil mengusir mereka keluar dari Syria dan membebaskan seluruh tanah jajahan di bulan Ramadhan. Pada tahun itu juga umat Islam berhasil mendapatkan kemenangan yang gilang gemilang.

Kemenangan Atas Tentara Mongol

Pada abad ketujuh Hijrah, tentara Mongol telah menyapu bersih dan menghancurkan seluruh rintangan yang menghadang mereka di seluruh Asia. Jenghis Khan menamakan diri sendiri sebagai “Cemeti Tuhan yang dikirimkan untuk menghukum mereka yang berdosa.”

Pada 617 Hijrah, di Samarkand, Ray dan Hamdan telah terjadi pembunuhan dan penawanan hampir 700.000 orang. Pada 656 Hijrah, Hulagu Khan, cucu kepada Jenghis Khan meneruskan kebiadaban-kebiadatan tersebut. Bahkan, Baghdad sendiri, pusat pemerintahan negara Islam saat itu, berhasil dihancurkan. Ada yang menyatakan 1,8 juta umat Islam telah dibunuh dalam pembantaian sadis tersebut. Lebih dari itu, penganut agama Kristen disuruh memakan babi dan meminum arak secara terbuka, sedangkan umat Islam yang masih hidup dipaksa meminum arak. Bahkan, arak-arak dicurahkan di dalam masjid dan seruan azan dilarang.

Akan tetapi, tidak lama kemudian, Allah SWT mengirim kepada umat Islam, Saifuddin Qutz, pemimpin besar yang berhasil menyatukan seluruh tentara Islam dan menghadapi tentara Mongol di Ain Jalut pada 26 Ramadhan 648 Hijrah. Walaupun mereka mendapatkan tekanan yang begitu hebat, akan tetapi, atas pertolongan Allah SWT, umat Islam berhasil menghancurkan dan membinasakan tentara Mongol. Seluruh dunia menyaksikan dengan penuh takjub dan perasaan lega, atas kemenangan yang berhasil diraih oleh generasi Islam yang Ikhlas kepada Allah SWT.

Inilah beberapa fragmen sejarah yang mengisahkan kejayaan dan keagungan yang diraih oleh umat Islam terdahulu. Lantas, apa refleksi sejarah umat Islam terdahulu untuk kebangkitan umat Islam sekarang ini? []

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button