SUARA PEMBACA

Pernikahan Mewah Saat Rakyat Sengsara

Tiba-tiba Umar mematikan lampu penerang di atas mejanya. Seketika suasana menjadi gelap.

”Kenapa ayah memadamkan lampu itu?” tanya putranya merasa heran.

”Putraku, lampu yang sedang ayah pakai bekerja ini milik negara. Minyak yang digunakan juga dibeli dengan uang negara. Sementara perkara yang akan kita bahas adalah urusan keluarga,” jelas Umar.

Umar kemudian meminta pembantunya mengambil lampu dari ruang dalam.

”Nah, sekarang lampu yang kita nyalakan ini adalah milik keluarga kita. Minyaknya pun dibeli dengan uang kita sendiri. Silakan putraku memulai pembicaraan dengan ayah.”

Begitulah karakter pejabat sejati dimasa sistem Islam diterapkan sebagai aturan hidup dan kenegaraan. Amanah dan kehati-hatian mengelola aset negara sungguh nampak dari tindak tanduknya.

Inilah karakter pemimpin umat Islam yang takut dengan hari pembalasan sehingga jabatan bukan ajang menikmati kehidupan tapi sarana untuk meraih keridhoan Sang Pencipta kehidupan. Wallahu a’lam.

Diana Nofalia, S.P., Alumni IPB.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button