RESONANSI

Puisi Tutur: “Si Pandir Jadi Presiden di Negeri Wakandaan”

Ini Presiden bukan titisan
Jabatan bukan pula dari warisan
Dia lahir di pinggir kali dekat keraton tempat tinggal Raja beneran..

Ibu kandungnya pun samaran
Apalagi Bapaknya disembunyikan
Hanya untuk dua alasan
kelas jabatan
Lainnya asal-usul masih etnis kechinaan

Awalnya karena jabatan Walikota di kota yang ada sejarah kesunanan
Melejit tanpa jenjang keilmuan dan pengalaman
Modal mengandalkan pencitraan
Tidak saja dengan cara kerjaan
Tapi dengan ciri jasmani dan perawakan
Seolah seperti orang kebanyakan berperilaku kerakyatan
Sampailah di ibukota Wakandaan menjabat Gubernuran

Tapi menjabat Gubernuran di Ibukota Wakandaan
nggak gampang-gampangan
Ngurus ibukota megapolitan banyak keruwetan dan kesulitan
Kebanyakan orang kerjaannya hanya nguber-nguber harta kekayaan
Tak peduli caranya hasil kejahatan, maling, rampok, suap atau korupsian

Tapi Gubernur ternyata tetap saja modalnya pencitraan ditambah kemelasan

Bro! Gak ada tuh di ibukota Wakandaan belas kasihan
Yang ada untuk segala biangnya adalah duitan
Di Wakandaan setinggi langit pun kekuasaan itu barang belian
Makanya jika tidak secerdas kantongi keilmuan dan sepinter cara mengarungi pengalaman kepemimpinan
Maka janganlah sekali-kali percaya kepada keberuntungan

Ketika kemudian jabatan Presiden diraih pun apakah itu suatu nasib keberuntungan?
Ternyata, pun bukan…
Itu adalah masalah amanah kepercayaan dan pertanggungjawaban
Kepada siapa gerangan?
Sesuai sumpah jabatan
Tidak saja hanya pada rakyat, tetapi juga Tuhan.
Tapi sumpah disepelekan
Sesungguhnya jabatan Presiden itu kegedean untuk sampeyan.

Faktanya mengapa jabatan Presiden itu diraih seperti barang belian?
Dibohongi dan dibodohi bak “Si Pandir Jadi Presiden” penguasa negara itu butuh ongkos puluhan bahkan ratusan trilyunan?

Yang untung di muka dan di perjalanan ya supir pemilik kendaraan partai-partaian
Karena kalau partai beneran gak mata duitan

Sudah tahu badan sendiri tak ada keuangan
Mengalahlah sedikit dari
nafsu keserakahan dan egoisme kerakusan kekuasaan
Daripada negara harus dikorbankan besar menjual kekuasaan yang sesungguhnya bernilai tinggi “kedaulatan” dengan hanya harga murah lebih dari obral-obralan

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button