OPINI

Radikalisme: Opini Dunia untuk Meredupkan Islam

Seorang muslim harus memiliki keimanan penuh tanpa ada keraguan dan keimanan tersebut menjadi hal yang fundamental dalam hidup. Radikal dalam konteks keimanan justru wajib sebagaimana perintah Allah swt.

Tuduhan bahwa individu atau kelompok radikal adalah orang-orang yang memahami Al-Qur’an secara parsial merupakan hal yang kontradiktif.

Jika seseorang memahami Islam secara utuh, maka akan mendapati bahwa Islam adalah sebuah sistem kehidupan. Sebagaimana sistem Islam pernah diterapkan oleh Nabi Muhammad Saw di Madinah sampai dengan kekhilafahan Ustmani.

Maka, penerapan Islam sebagai way of life bukan sebuah tindakan kriminal atau terorisme, karena Nabi umat muslim menerapkannya.

Berkembangnya jumlah individu yang menyadari Islam sebagai sistem kehidupan, membuat pemangku jabatan saat ini ketakutan karena dapat kehilangan kursi dan pengaruhnya.

Sehingga mereka berupaya membentuk opini umum bahwa radikalisme merupakan hal negatif dan harus dilawan. Perang opini terus bergulir. Musuh Islam menyasar unit kecil dari masyarakat seperti sekolah dan keluarga dengan paham moderasi beragama.

Apapun program yang disusun oleh musuh Islam ini, sejatinya ingin memadamkan cahaya Islam dan menjauhkan kaum muslim dari Islam -dan tentu saja, makar Allah lebih dasyat dari mereka dan mereka tidak akan bisa membendung kebangkitan Islam. []

Dr Sara Respati, Penulis tinggal di Sleman, Yogyakarta.

Daftar Rujukan:

[1] Neumann, P. R. (2003). The trouble with radicalization. International affairs, 89 (4), 873-893. (https://rucforsk.ruc.dk/ws/portalfiles/portal/57585046/Appendix.pdf)

[2] Forte, D. F. (2001). Understanding Islam and the Radicals. The Heritage Lectures. (https://www.heritage.org/middle-east/report/understanding-islam-and-the-radicals)

[3] Clutterbuck, L. (2015). Deradicalization programs and counterterrorism: A perspective on the challenges and benefits. Middle East Institute, 10.
(https://www.mei.edu/publications/deradicalization-programs-and-counterterrorism-perspective-challenges-and-benefits#_ftn1)

[4] “Deradicalisation and rehabilitation programmes targeting religious terrorists and extremists in the Muslim world: An overview” in Leaving Terrorism Behind, edited by T. Bjorgo and J. Horgan, (London and New York: Routledge, 2009): 170-180.

[5] Oktiana, E., Putranti, I. R., & Dir, A. A. B. (2018). Kerjasama BNPT dan Terrorism Prevention Branch (TPB) UNODC dalam Mencegah Paham Radikal dan Tindak Kejahatan Terorisme di Indonesia. Journal of International Relations, 4(2), 251-257.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button