Seruan Embargo Senjata terhadap Israel Mengemuka
Jakarta (SI Online) – Dua negara Eropa, Prancis dan Spanyol, menyerukan pada negara-negara dunia untuk mengembargo senjata terhadap Israel.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, satu-satunya cara untuk menghentikan konflik di Timur Tengah adalah dengan mengembargo pasokan senjata terhadap Israel yang menggunakannya untuk melanjutkan pertempuran di Jalur Gaza dan Lebanon.
“Prancis telah menyerukan penghentian ekspor senjata yang digunakan di zona pertempuran ini. Para pemimpin lain di sini juga melakukan hal yang sama. Kami semua tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara yang dapat menghentikan (pertempuran) ini sekarang,” kata Macron saat berbicara pada pertemuan puncak MED9 negara-negara anggota Uni Eropa di Mediterania yang digelar di Siprus, Jumat (11/10).
Macron mengklarifikasi bahwa yang dia maksud bukan perlucutan senjata Israel sepenuhnya karena negara Zionis tersebut dinilai masih menghadapi risiko keamanan.
Secara terpisah, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez meminta komunitas internasional untuk berhenti mengekspor senjata ke Israel sesegera mungkin menyusul serangan militer Zionis itu terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon.
“Saya percaya bahwa mengingat segala sesuatu yang terjadi di Timur Tengah, masyarakat internasional perlu menghentikan ekspor senjata ke pemerintah Israel,” kata Sanchez dalam konferensi pers bersama dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Jumat (11/10).
Kepala pemerintahan Spanyol itu mengatakan negaranya secara konsisten menahan diri dari “kontribusi apa pun terhadap peningkatan kekerasan dan perang” di Timur Tengah.
Spanyol juga diungkap belum pernah mengekspor senjata atau perlengkapan militer apa pun ke Israel sejak Oktober 2023, ketika konflik bersenjata di Jalur Gaza meningkat.
Sanchez menegaskan kembali kecaman kerasnya atas setiap pelanggaran atau gangguan terhadap hukum kemanusiaan internasional.
Dia juga menyampaikan keprihatinannya yang besar atas penembakan yang dilakukan Israel terhadap Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).
Pasukan penjaga perdamaian PBB berulang kali ditembaki selama terjadinya konflik bersenjata Israel dan gerakan Hizbullah yang berbasis di Lebanon.
Media Israel telah melaporkan bahwa Angkatan bersenjata Israel (IDF) telah meminta UNIFIL untuk menjauh dari wilayah operasi darat rezim Zionis melawan Hizbullah, yang tentu saja hal itu tidak diterima oleh pasukan penjaga perdamaian PBB. []