Sesalkan Ada Pendukung Israel, HNW: Wawasan Kebangsaan Indonesia Menolak Penjajahan
Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) menyesalkan di Indonesia yang mayoritas mutlak penduduknya Muslim, malah bermunculan kelompok atau individu-individu yang mendukung Israel padahal menjajah Palestina, dan “nyinyir” terhadap Bangsa Palestina yang sedang memperjuangkan kemerdekaan negaranya.
Padahal, kata HNW, dahulu perjuangan kemerdekaan Indonesia didukung oleh warga Palestina, dan kini masyarakat internasional di berbagai negara yang mayoritasnya non Muslim malah menyelenggarakan demo besar-besaran untuk membela Palestina dan menolak kejahatan kemanusiaan Israel. Demonstrasi besar lintas Agama, etnis dan golongan itu terjadi Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Spanyol, Jepang, Australia dan lainnya.
HNW berharap pemerintah Indonesia, selain terus melakukan pembelaan terhadap Palestina, juga aktif mengkoreksi pemahaman kebangsaan yang bermasalah segelintir kelompok yang justru menyalahkan perjuangan rakyat Palestina. Pasalnya, wawasan kebangsaan yang menyimpang itu tidak sesuai dengan wawasan dan komitmen kebangsaan yang diwariskan oleh Bapak-Bapak Bangsa Indonesia, seperti Bung Karno dan Pembukaan UUD 45, yang secara konsistens menjadi sikap resmi NKRI dari satu Presiden ke Presiden berikutnya.
“Sikap Presiden Jokowi dan Bu Menlu RI konsisten melanjutkan sikap dan wawasan kebangsaan Indonesia yang benar, beliau-beliau dengan sangat tegas dan jelas membela dan mendukung perjuangan Palestina dan menolak penjajahan Israel. Begitulah wawasan kebangsaan Indonesia yang benar,” ujar HNW melalui pernyataan tertulisnya kepada Suara Islam Online, Rabu (19/5).
Lebih lanjut, HNW yang juga Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menilai sikap para pendukung penjajah Israel yang di Indonesia sering disebut sebagai “zionis nusantara” itu juga tidak sejalan dengan sikap kelompok-kelompok masyarakat moderat di Nusantara Indonesia, seperti PB Nahdlatul Ulama dan PP Muhammadiyah yang merupakan cerminan mayoritas bangsa Indonesia serta juga Partai Politik seperti PKS dan perwakilan Rakyat di DPR dan MPR.
“Gaung penolakan kejahatan kemanusiaan dan penjajahan oleh Israel atas Palestina, selalu terdengar jelas dari Indonesia. DPR, MPR, BKSAP, PBNU dan Muhammadiyah sudah membuat pernyataan penolakan yang keras. PKS bahkan mengirim surat terbuka kepada Presiden AS Joe Biden yang merupakan pendukung utama Israel. Agar penjajahan dan pelanggaran HAM oleh Israel terhadap Bangsa Palestina sejak tahun 1948, jauh-jauh hari sebelum lahirnya HAMAS itu, bisa dikoreksi, dihentikan dan diberikan sanksi,” tambahnya.
HNW menilai bahwa langkah yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terkait Palestina perlu diapresiasi karena istiqamah sesuai amanat konstitusi dan warisan kenegarawanan Bapak Bangsa.
“Sejak dahulu, Presiden Soekarno sudah sangat jelas menggariskan sikap bangsa Indonesia menolak Israel sbg negara penjajah dengan tidak mengundang Israel di Konferensi Asia Afrika Bandung th 1955, dan Asian Games di Jakarta, thn 1962. Kata beliau, selama Israel masih menjajah dan Palestina tidak merdeka, maka Indonesia tidak akan buka hubungan dengan Israel,” tukasnya.
Lebih lanjut, HNW menambahkan bahwa wawasan kebangsaan yang benar yang dicontohkan oleh Presiden Soekarno ini seharusnya dipahami secara utuh dan dilaksanakan oleh setiap warga negara Indonesia.
“Presiden Soekarno dengan demikian telah meletakkan pondasi kebangsaan sesuai Pancasila, membantu perjuangan bangsa Palestina, dan menolak penjajahan oleh Israel. itu lah wawasan kebangsaan yang benar,” ujarnya.
Dengan demikian HNW menilai bahwa tuduhan bahwa membantu perjuangan Palestina adalah membantu terorisme adalah bohong dan tidak benar, dan bisa jadi pengalihan issu dari fakta lain bahwa justru AS yang memberikan bantuan dana untuk kepentingan militer Israel setiap tahunnya $3,8 M. Bahkan saat konflik terakhir terjadi di Gaza, Pemerintah AS membantu pendanaan militer Israel sebesar $735,000.000.
Dan dengan bantuan dana dan politik seperti itulah militer Israel secara brutal melakukan teror membackup perampasan tanah dan rumah warga Syaikh Jarrah di Jerusalem Timur, menyerbu jemaah shalat Tarawih dan I’tikaf di Masjid al Aqsha, serta membombardir Gaza dengan serangan udara dan laut yang korbannya selain kalangan Perempuan, Anak-anak juga Media.