NASIONAL

Waketum MUI: Demonstrasi adalah Kritik untuk Memperbaiki

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud menyebut aktivitas demonstrasi sebagai kritik. Marsudi mengibaratkan kritik seperti halnya vaksin Covid–19. Menurutnya, demosntrasi yang dilakukan oleh siapapun harus bersifat atau bertujuan untuk membangun.

“Kritik yang membangun adalah annaqdu laisa al khidqu, kritik adalah untuk memperbaiki, bukan untuk membenci,“ ungkap Marsudi dalam pernyataannya seperti dilansir situs resmi MUI, dikutip Rabu (13/04/2022).

Mantan Ketua PBNU itu mengutip mengutip kisah salah satu khalifah, yakni Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq saat pidato pengangkatan khalifah.

“Saat menjadi khalifah, dalam pidato pertamanya Sayyidina Abu Bakar menyampaikan: Wahai manusia, sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian, akan tetapi aku bukanlah manusia terbaik di antara kalian, bila aku membuat kebijakan yang baik, maka dukunglah aku, jika aku bersikap buruk (tidak sesuai aturan/Undang-Undang) maka luruskanlah aku,” ujarnya.

Marsudi menegaskan, di negara dengan sistem demokrasi seperti Indonesia, kritik dan demonstrasi merupakan hal yang sangat wajar. Namun demikian, dalam konteks ini kritik dan demo adalah untuk membangun dan untuk memakmurkan, bukan kritik dan demo yang menghancurkan dan merusak.

Wukalluma yad’u lifasadi wa ifsaadi, watakhriibi walqotli, yad’u ilaa ma yukholifu diin. Segala sesuatu yang menyerukan kerusakan, sabotase, dan pembunuhan itu bertentangan dengan agama,” kata dia.

Demonstrasi atau menyampaikan pendapat publik adalah bentuk amar ma’ruf. Hal tersebut diatur dan dibolehkan dalam negara demokrasi. Dengan begitu, diharapkan pihak-pihak yang menanganinya tetap menjaga keamanan, kenyamanan, dan tetap berahlaqul karimah untuk kepentingan hidup bersama.

red: a.syakira

Artikel Terkait

Back to top button