OPINI

Warga Melayu Pulau Rempang Diusir Demi Proyek Investasi China

Mereka tidak akan bergerak kalau tidak digerakkan oleh para petinggi di Polri dan TNI serta Satpol PP. Pasti ada kesepakatan agar semua aparat bersemangat menumpas perlawanan warga Rempang yang harus diusir dari kampung halaman mereka.

Bisa dibayangkan isi kesepakatan antara pemilik proyek REC dengan pemilik kekuasaan di lingkungan Polri, TNI, dan Satpol PP Batam. Tugas mereka itu harus menindas warga yang menolak. Risikonya berat.

Terus, mengapa rakyat yang telah bermukim turun-temurun di pulau itu wajib dipindahkan? Ada apa? Untuk tujuan apa

Sangat logis kalau kemudian orang menduga bahwa proyek ini dibangun untuk orang-orang tertentu. Sangat mungkin sudah didesain agar di Pulau Rempang nanti tidak ada lagi orang asli di sekitar mereka.

Sangat mungkin pula REC akan dijual kepada orang-orang kaya dari China atau dari Singapura. Pulau ini sudah terhubung ke Pulau Batam dengan jembatan. Singapura menjadi tak terlalu jauh.

Kita tahu Singapura sedang mengalami kesulitan serius untuk menyediakan perumahan bagi rakyatnya. Kita juga mendengar bahwa orang-orang dari China juga berminat dan perlu.

Nah, apakah REC bertujuan untuk menjawab kesulitan Singapura itu? Sekaligus menjawab minat orang dari China? Pertanyaan seperti ini sah-sah saja dilontarkan.

Sebab, kita saksikan betapa kerasnya keinginan BP Batam untuk merealisasikan proyek ini. Sampai-sampai tega menyakiti warga yang menolak kehadiran proyek mahal itu.

Dalam bentrokan yang terjadi pada 7 September, banyak warga yang luka-luka dan ditangkap. Tidak hanya luka fisik, warga yang tak berdaya itu mengalami luka psikis yang sangat dalam.[]

9 September 2023

Asyari Usman, Jurnalis Senior Freedom News
sumber: facebook asyari usman

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button