NUIM HIDAYAT

Warisan Tjokroaminoto: Islam dan Sosialisme

Tjokro membedakan sosialisme dan komunisme. Yang disebut komunisme ialah segala peraturan (stelsel) yang menyerang sifatnya kepunyaan seseorang dan buat mengganti dia hendaknya dilakukan semacam aturan commuo boniorum, yaitu barang-barang itu hendaknya dimiliki bersama. Angan-angan atau pikiran commuo boniorum senantiasa bergandeng dengan perkataan komunisme, dan pengaturan communio (memiliki, mempunyai bersama) yang menjadi ukuran bagi macam-macam bagian komunisme. Sedangkan sosialisme ialah satu bagian terpenting dari komunisme.

Tjokro mengecam keras paham historis materialism. Ia mengatakan, kita orang yang bertuhan, mengatakan dengan yakin bahwa segala sesuatu itu asalnya dari Allah dan kembali kepada Allah. Historis materialism sebaliknya, ia mengajarkan bahwa segala sesuatu itu berasal dari benda, oleh benda dan kembali kepada benda.

Memang begitulah pelajaran historis materialism. Sebab itu tidak bisa dipungkiri bahwa marxisme ialah paham yang melakukan benar-benar teori Darwin tentang asal-usul manusia dan riwayatnya. Pihak sosialis bangsa Barat mengakui bahwa Darwinisme itu adalah sebuah keyakinan dan diajarkan di sekolah-sekolah.

Tjokro menolak sosialisme model ini. Menurutnya, bagi kita orang Islam, tak ada sosialisme atau macam-macam isme lainnya yang lebih baik, yang lebih indah dan lebih mulus, selain sosialisme yang berdasarkan Islam.

Sesungguhnya seluruh umat manusia itu bersaudara/bersatu. Begitulah pelajaran dari Al-Qur’an yang suci, yang menjadi dasar sosialisme dalam Islam. Ada satu lagi dari firman Tuhan di dalam Al-Qur’an yang memerintahkan kita, bahwa kita harus menciptakan perdamaian di antara kita. Lebih jauh di dalam Al-Qur’an dinyatakan, bahwa kita telah dijadikan dari seorang laki-laki dan perempuan dan bahwa Tuhan telah memisah-misahkan kita menjadi golongan-golongan dan suku-suku, agar supaya kita mengenal satu sama lain.

Nabi Muhammad Saw bersabda bahwa Tuhan telah menghilangkan kecongkakan dan kesombongan di atas asal turunan yang tinggi. Seorang Arab tidak lebih tinggi dan mulia dari seorang asing, melainkan karena takut dan baktinya kepada Tuhan.

Begitulah Tjokro menguraikan pokok sosialisme yang sejati, sosialisme cara Islam, bukan sosialisme cara Barat. Kemudian ia menjelaskan tentang bagaimana banyak perintah dalam Islam yang bercorak sosialistik : persaudaraan yang tinggi, kedermawanan, persamaan dan lain-lain. Tjokro juga menjelaskan tentang perilaku sahabat-sahabat Rasulullah yang berjiwa sosial.

Nuim Hidayat, Penulis Buku “Agar Umat Islam Meraih Kemuliaan.”

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button