NASIONAL

Yusril: Pembangunan Paling Lemah di Era Jokowi adalah Sektor Hukum

Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra (YIM) menyebut, pembangunan terkemah di era oemerintahan Presiden Jokowi adalah sektor hukum. Akibatnya, keadilan dan kepastian hukum semakin menjauh.

Padahal, kata Yusril, keadilan dan kepastian hukum merupakan masalah paling fundamental bagi sebuah negara.

“Pembangunan yang paling lemah pada masa pemerintahan Jokowi adalah sektor hukum. Keadilan dan kepastian hukum seperti makin menjauh. Padahal ini adalah masalah paling fundamental bagi sebuah negara,” ungkap Yusril dikutip dari akun twitternya, Senin, 6 Februari 2023.

Ahli hukum tata negara ini menegaskan, jika keadilan tidak ada maka yang kuat akan menang sementara yang lemah akan tersingkir dan terabaikan. Alhasil ketidakpuasan akan terjadi di mana-mana.

“Ketidakadilan masalah pertanahan, ketika yang kuat selalu menang dan yang lemah (rakyat kecil) selalu kalah, maka kekecewaan akan semakin menjadi-jadi,” kata Yusril mencontohkan.

Di bidang industri, lanjut Yusril, ketika pemilik modal dan pengusahan selalu diuntungkan dan hak-hak buruh makin diabaikan, maka demo dan protes akan terjadi di mana-mana.

“Keseimbangan dan keadilan bagi kedua pihak mutlak perlu dalam konsep dan aturan. Pemerintah mengawasi, menjaga dan menegur pihak yang salah,” kata dia.

Mantan Menteri Kehakiman dan HAM ini mengatakan, industri manufaktur harus dibuka luas untuk daerah pulau Jawa agar terjadi pemerataan dan penciptaan lapangan kerja. Kemudian upah yang wajar dan jaminan hukum serta keadilan harus ditegakkan Pemerintah.

“Kalau dua hal ini tidak ada, industri manufaktur akan lagi ke Vietnam, Kamboja dan Laos,” peringatnya.

Selain itu, kata Yusril, kepastian hukum tentang eksistensi perusahaan harus dijaga ketat dengan sistem dan kontrol oleh Kemenkumham.

“Jangan biarkan IT mudah dibobol dan diubah-ubah notaris sehingga kepastian hukum berantakan. Kalau begini keadaannya, siapapun takut mendirikan usaha di negara ini,” kata dia.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button