AKIDAH

Siapakah Manusia yang Paling Bahagia?

Setiap manusia di dunia pasti ingin menjadi makhluk yang berbahagia, baik di dunia terlebih di akhirat kelak. Namun terkadang banyak diantara mereka yang menafsirkan kemudian menerapkan dalam kehidupan di dunia berbeda beda, tapi rata rata kebanyakan bahwa untuk bahagia dunia harus dengan harta yang melimpah, tapi sebenarnya siapa manusia yang paling berbahagia itu?

Manusia yang paling bahagia adalah manusia yang berhenti nafasnya namun tak berhenti pahalanya. Memperbanyak amal sholih yang terus mengalir apapun bentuknya sebagai bekal abadi diakhirat kelak, Dari sahabat Uqbah bin ‘Amr bin Tsa’labah radhiallahu’anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893).

Dalam hadits yang lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

Artinya: “Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahal seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun. [ HR. Muslim].”

Tentu sebagai hamba Allah Ta’ala yang beriman lebih mengutamakan kebahagian di akhirat dari pada dunia, seandainya tak mendapatkan bahagia di dunia namun akhirat yang kekal harus bahagia.

Allah Ta’ala, berfirman:

وَمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ  ۚ وَإِنَّ الدَّارَ الْأَاخِرَةَ لَهِىَ الْحَيَوَانُ  ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui.” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 64)

Oleh karena itu, jangan sampai seseorang bercita-cita meraih kebahagiaan di dunia saja. Karena dunia itu bersifat sementara, akan hancur dan sangat hina di sisi Allah Ta’ala. Sesungguhnya Allah Ta’ala mencela orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada-Nya hanya untuk mendapatkan kebaikan dunia.

رَبَّنَااَتِنَافِى الدُّنْيَاحَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَاالنَّارِ

Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button