MUHASABAH

Salah Pasang Kufur Nikmat Tuan Presiden

Pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di angka lima persen. Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi menyatakan agar rakyat Indonesia mensyukurinya dan tidak kufur nikmat. (www.finance.detik.com, 6/2/2020).

Narasi Presiden demikian sepertinya memberikan gambaran akan sebuah pembelaan diri. Artinya rakyat jangan hanya bisa mengoreksi dan menyalahkan. Kemajuan apapun yang dicapai pemerintah perlu diapresiasi meskipun tidak terlalu signifikan.

Sebenarnya kalau melihat kebijakan pemerintah selama ini, kebanyakan adalah kebijakan – kebijakan yang tidak populis, tidak memihak pada kepentingan rakyat. Membuka kran bagi masuknya TKA dari China, menambah utang negara, penyerahan pengelolaan SDA kepada korporasi, revisi UU KPK dan lainnya.

Patut kiranya pemerintah bisa merenungkan salah satu hadits Nabi Saw yang menyatakan:

“Sebaik-baiknya pemimpin kalian adalah yang kalian mencintai mereka dan mereka mencintai kalian. Kalian mendoakan mereka dan mereka mendoakan kalian. Seburuk-buruknya pemimpin kalian adalah yang kalian membenci mereka dan mereka membenci kalian. Kalian melaknat mereka dan mereka melaknat kalian”.

Pengertian Kufur Nikmat

Adapun terkait dengan pesan Presiden Jokowi tentang kufur nikmat. Pengertian kufur nikmat adalah mengingkari nikmat – nikmat yang diperolehnya, mengingkari bahwa nikmat tersebut adalah pemberian Allah SWT dan menggunakan nikmat tersebut untuk bermaksiat kepada Allah SWT, berpaling dari syariatNya dan memusuhi hamba -hamba-Nya yang taat.

Pengertian kufur nikmat sedemikian didasarkan pada beberapa nash Islam berikut ini:

Dan Tuhanmu telah memaklumkan, sungguh jika kalian bersyukur niscaya akan ditambah bagi kalian. Dan sungguh jika kalian kufur niscaya sungguh adzabKu sangatlah pedih. (QS Ibrahim : 7).

Bahkan Allah SWT sendiri menegaskan bahwa nikmat yang telah diberikanNya kepada manusia itu sangatlah banyak dan tidak bisa dihitung.

Dia telah memberikan kepada kalian setiap apa saja yang kalian mintakan. Dan jika kalian ingin menghitung nikmat Allah SWT, niscaya kalian tidak akan dapat menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu dholim dan kufur terhadap nikmat. (QS Ibrahim : 34).

Di dalam ayat tersebut, Allah SWT telah menjelaskan sifat kebanyakan manusia yang dholim dan mengkufuri nikmat. Artinya, jangan sampai kita termasuk di dalamnya. Lebih tegas Allah SWT menjelaskan tentang orang yang kufur nikmat berikut ini.

Tidakkah kau perhatikan akan orang – orang yang mengganti nikmat Allah SWT dengan kekufuran. Mereka menghalalkan kaumnya (apa saja) yang ada di dunia. Jahannam, mereka akan dilemparkan ke dalamnya. Maka itulah seburuk- buruknya tempat tinggal. yaitu orang – orang yang menjadikan bagi Allah SWT tandingan – tandingan agar mereka bisa menghalangi manusia dari jalan Allah SWT. Katakanlah, bersenang – senanglah kalian, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah neraka. (QS Ibrahim 28-30).

Di dalam ayat ini, Allah SWT telah menjelaskan bentuk – bentuk kufur nikmat yakni mengingkari nikmat sebagai pemberian Allah SWT, mengambil aturan hidup selain aturan Allah SWT, dan menghalangi manusia dari jalan ketaatan kepada Allah SWT.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button