MAHASISWA

Ada Apa di Balik Isu Radikalisme?

Setelah pelantikan kabinet pemerintahan terbaru, banyak fakta yang menjadi pertanyaan sebagian masyarakat. Seperti dilantiknya menteri-menteri yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan ataupun pengalamannya dan berbagai fakta fakta yang mengejutkan lainnya.

Dan dengan dilantiknya kebinet pemerintahan terbaru ini, isu radikalisme kembali muncul, menjadi semakin besar dan hangat diperbicangkan. Dengan mengusung fokus utama yakni pemerintahan anti radikalisme. Yang menjadi pertanyaan besar adalah ada apa dengan radikalisme? Apakah radikalisme ini menjadi sangat penting sehingga pemerintah menjadikannya fokus utama? Ada apa sebenarnya di balik isu radikalisme tersebut? Atau sebenarnya pemerintah sedang menutupi kebakaran jenggot pemerintahan itu sendiri dan menganggapnya sebagai ancaman?

Isu radikalisme itu sendiri sudah lama menjadi topik pembahasan atau perbincangan di berbagai kalangan, mulai dari diskusi-diskusi perkelompok sampai diskusi terbuka di media. Dan banyak isu yang sering dikaitkan dengan kata radikalisme. Seperti isu penusukan Bapak Wiranto, yang diduga pelakunya menggunakan pakaian tertutup dan memakai cadar, kemudian langsung dikaitkan dengan radikalisme. Setelah itu semua media kompak mengusung tema radikalisme adalah musuh bersama.

Apabila radikalisme menjadi fokus utama dan dianggap berbahaya, apa kabar dengan isu separatisme yang jelas jelas bahaya yang ditimbulkan darinya sangat besar dan berpengaruh terhadap keutuhan negara? Contoh seperti gerakan Papua Merdeka yang akhir akhir ini kembali memanas. Separatisme jelas musuh bersama dan harus segera ditangani oleh pemerintah sehingga keutuhan negara dapat dipertahankan. Dari fakta tersebut muncul pertanyaan, apa bahayanya radikalisme sehingga dapat menjadi isu utama atau fokus utama dibanding dengan isu-isu lainnya? Siapakah sebenarnya radikalisme itu?

Dapat kita lihat dari kesimpulan banyak isu yang mengalir di masyarakat dan media-media, radikalisme itu mengacu pada orang muslim yang berIslam secara kaffah, identik dengan baju panjang dan menutup auratnya. Kenapa mereka menjadikan radikalisme menjadi musuh bersama? Karena pengusung isu ini mengetahui bahwa orang yang berIslam secara kaffahlah yang dapat mencabut kekuatan mereka dan membongkar rencana-rencana busuk mereka, menghentikan kerusakan yang mereka perbuat bagi negeri ini.

Lewat kejadian ini, pemerintah seakan-akan jelas memperlihatkan bahwa mereka sedang berusaha menghalangi ancaman dan waktu keruntuhan dari rezim sendiri. Mereka merasa dengan memegang pemerintahan dan dengan tidak ada sisi oposisi saat ini, mereka berada diatas awan. Siapa yang memusuhi atau mengahalangi mereka dilabeli ‘radikal’. Yang menyampaikan Khilafah, Islam secara kaffah dianggap radikal dan diancam dipidanakan. Menandakan bahwa pemerintah sedang kehabisan akal membendung orang-orang yang membawa isu tersebut. Dengan tameng atau narasi bahwa hal tersebut dilakukan untuk melindungi rakyat dari terpapar radikalisme, dan melindungai keutuhan Pancasila. What an excuse?

Sebenarnya dengan kondisi yang sekarang mereka telah menghancurkan narasi yang mereka buat sendiri. Isu radikalisme menjadi tak terbendung. Jadi tidak masuk akal apabila mereka tetap menyudutkan radikalisme sedangkan keberadaan orang-orang di pemerintahan itu sedang terancam. Ada dalang atau orang di baliknya yang membuat pemerintah mau tidak mau berani menyuarakan dan menyudutkan radikalisme.

Seperti yang kita ketahui negara ini termasuk negara berkembang. Negara terjajah secara halus. Ada sutradara di balik isu pemerintahan karena kita tidak dapat berdiri sendiri. Dan itulah kenyataan di balik isu radikalisme.

Pemerintah kehabisan akal bagaimana menyelamatkan diri sehingga menjadikan radikalisme momok utama. Kondisi ini yang sedang dihadapi kaum muslim saat ini. Kaum muslim tinggal memilih apakah masih terus percaya dengan rezim yang suka menyudutkan Islam ini atau tetap pada pendirian sebagai muslim untuk berIslam secara kaffah. Itu pilihan kita. Apakah mau tetap bersama dengan pemerintah dengan framing jahatnya atau fokus pada tugas kita, tugas seorang muslim untuk bangkit dari kondisi yan demikian.

Dan kita harus ingat bahwa kemenangan Islam pasti datang dan tinggal tunggu waktunya saja. Jadi tidak perlu takut untuk bangkit karena kita punya pelindung yang besar yaitu Allah SWT.

Qonita Irtabaza
(Mahasiswa Vokasi Unair)

Artikel Terkait

Back to top button