LAPORAN KHUSUS

Bacakan Pleidoi, Habib Rizieq Bongkar Operasi Intelijen Hitam Berskala Besar terhadap Dirinya

Kedua: Setop Kebangkitan PKI

Artinya sesuai Amanat TAP MPRS RI No XXV Tahun 1966 tentang Pembubaran dan Pelarangan PKI sekaligus Pelarangan Penggunaan Atribut PKI dan Pelarangan Penyebaran Paham Komunisme dan Marxisme serta Leninisme, yang Sanksi Hukum Pidananya sudah tertuang dalam UU No 27 Tahun 1999 ttg Perubahan KUHP yang berkaitan dengan kejahatan terhadap Keamanan Negara yaitu : KUHP Pasal 107 huruf a, c, d dan e, yang kesemuanya khusus terkait kejahatan penyebaran paham Komunisme dan Marxisme serta Leninisme.

Ketiga: Setop Penjualan Aset Negara ke Asing mau pun Aseng

Artinya semua Aset dan Kekayaan Negara sebesar-besarnya digunakan untuk kesejahteraan Rakyat dan Bangsa Indonesia, lalu khusus Pribumi Indonesia perlu diberi kesempatan bersaing yang sehat dengan Asing mau pun Aseng agar bisa jadi Tuan di Negeri sendiri dengan tanpa bermaksud DISKRIMINASI.

Namun sayang sejuta sayang, Dialog dan Kesepakatan yang sudah sangat bagus dengan Menko Polhukam RI dan Kepala BIN serta Kapolri saat itu, akhirnya semua kandas akibat adanya OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR yang berhasil mempengaruhi Pemerintah Saudi, sehingga saya dicekal/diasingkan dan tidak bisa pulang ke Indonesia.

SAYA TIDAK TAHU apakah Menko Polhukam RI Wiranto dan Kepala BIN Budi Gunawan serta Kapolri Tito Karnavian yang MENGKHIANATI Dialog dan Kesepakatan, serta mereka terlibat dalam OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tersebut, atau memang disana ada PIHAK LAIN yang memiliki KEKUATAN BESAR yang melakukan OPERASI RAHASIA untuk melayani OLIGARKI ANTI TUHAN yang bersembunyi di balik INSTRUMEN KEKUASAAN. Wallaahu A’lam.

Namun yang jelas, SIAPA PUN yang bermain dan menggelar OPERASI LIAR semacam ini sangat berbahaya, sekaligus sangat mengancam Persatuan dan kesatuan NKRI, sehingga WAJIB DIHENTIKAN.

Karenanya, demi keutuhan NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, Pemerintah Indonesia wajib merangkul Para Ulama bukan memukul, dan wajib memeluk Para Tokoh bukan menggebuk, serta wajib menyayang Para Aktivis bukan menendang, sehingga semua KEKUATAN BANGSA disatukan untuk menghentikan OPERASI LIAR dari segelintir MANUSIA JAHAT yang menjilat Para OLIGARKI ANTI TUHAN.

Saya dan Keluarga dibantu Para Sahabat setia yang ada di Kota Suci Mekkah terus berusaha keluar dari PENGASINGAN yang dibungkus dengan nama PENCEKALAN. Akhirnya Alhamdulillaah, setelah jatuh bangun penuh suka duka, dengan izin dan pertolongan Allah SWT, saya dan Keluarga bisa kembali ke Tanah Air, walau pun hingga detik-detik terakhir di Bandara Jeddah saat keberangkatan saya dari Saudi masih saja ada upaya untuk menggagalkan kepulangan saya sekeluarga.

Setibanya saya dan Keluarga di Tanah Air, serangan BuzzeRp Bayaran yang dikendalikan oleh OPERASI INTELIJEN HITAM BERSKALA BESAR tidak berhenti mendorong supaya POLISI menangkap saya. Bahkan pasca acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan yang diselenggarakan pada 14 November 2020, serangan tersebut semakin gencar dan masif dengan memanfaatkan issue PELANGGARAN PROKES yang terjadi dalam acara Maulid tersebut, walau pun sudah membayar Denda Administratif sebesar Rp50 juta.

Dan 17 November 2020 saat saya menerima KLIRENS KESEHATAN dari pihak Bandara Cengkareng yang terlambat diserahkan ke saya, maka saya baru mulai melaksanakan ISOLASI MANDIRI di Rumah Petamburan, namun ISOLASI MANDIRI saya di Rumah Petamburan sangat terganggu dengan sejumlah hal, antara lain:

Pertama: Pada 19 November 2020 Jalan Raya Petamburan wilayah tempat tinggal saya didatangi oleh Pasukan KOOPSUS TNI (Komando Operasi Khusus TNI) yang terdiri dari tiga pasukan elite TNI, yaitu: Kopassus AD, Marinir AL serta Paskhas AU, mereka lewat sambil berhenti sebentar dengan menyalakan sirine di mulut Gang Markas Besar FPI, sehingga masyarakat resah.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button