NASIONAL

Gara-Gara Foto ‘Framing’, Anies Kuliahi Harian Kompas

Jakarta (SI Online) – Foto gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai diperiksa KPK yang dilayout dalam artikel berjudul “Korupsi Bukan Kejahatan Luar Biasa” di harian Kompas, Kamis, 8 September 2022 menjadi viral.

Anies sendiri mengaku menerima banyak pesan menyusul viralnya foto itu. Ia pun mengaku aneh mengapa foto tersebut tidak ada hubungannya dengan topik yang ditulis.

“Media memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi, opini dan perasaan pembacanya. Karena memiliki kekuatan besar inilah maka media harus memiliki tanggung jawab yang besar pula,” jelasnya dikutip dari akun Instagram Anies Baswedan, Jumat (09/09/2022).

Tak ayal lagi, merasa dirugikan, Anies pun kemudian “menceramahi” koran Kompas. Berikut isi kuliah lengkap Anies Baswedan kepada koran yang didirikan oleh Jakob Oetama dan PK Ojong 57 tahun lalu itu:

Kemarin, sehari sesudah memenuhi undangan KPK untuk memberikan keterangan terkait Formula-E, saya menerima banyak pesan memberitahukan ttg berita yg dimuat di Harian Kompas.

Judul beritanya besar: Korupsi Bukan Lagi Kejahatan Luar Biasa. Isinya mayoritas ttg pembebasan bersyarat 23 narapidana tipikor. Terdapat pula kolom berisi daftar napi tipikor yg dibebaskan.

Yang aneh: yg terpampang adalah foto Gubernur DKI. Tidak ada hubungan dgn topik yg ditulis di dalam artikel. Di bagian akhir artikel terdapat tiga paragraf kecil ttg kedatangan Gubernur DKI ke KPK, yg juga tidak ada hubungan dgn topik beritanya.

Media memang memiliki kekuatan besar dalam membentuk persepsi, opini dan perasaan pembacanya. Karena memiliki kekuatan besar inilah maka media harus memiliki tanggung jawab yg besar pula.

Media sebagai pilar demokrasi bukannya tidak boleh berpihak. Sebaliknya, ia justru harus berpihak, pada kebenaran, keadilan, dan objektivitas. Tanggung jawab media memang berat, karena risiko dampak salah langkahnya pun besar.

Kemarin, beberapa pemimpin Kompas menjelaskan pada saya, bahwa penempatan foto itu adalah kelalaian, tak ada niat framing buruk. Memang disayangkan kesalahan mendasar seperti itu terjadi di media seperti Kompas yg pastinya memiliki mekanisme pengawasan berlapis.

Hari ini, Kompas memasang berita baru yg menjelaskan secara lebih objektif terkait kedatangan saya ke KPK. Kompas hari ini memberi contoh kepada Kompas kemarin ttg bagaimana sebuah berita seharusnya ditulis.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button