NASIONAL

HNW Dukung Gelar Pahlawan untuk Habib Ali Kwitang, Rahmah El Yunusiah dan Lainnya

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua MPR RI Dr. H.M Hidayat Nur Wahid, MA mendukung penghormatan terhadap para bapak dan ibu bangsa yang telah berjasa bagi lahirnya Indonesia merdeka, dengan pemberian gelar pahlawan nasional.

Bapak dan ibu bangsa yang dimaksud adalah Habib Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi atau yang dikenal dengan Habib Ali Kwitang, Rahmah El Yunusiah -pendiri sekolah Diniyah Putri Padang Panjang-, Syaikhona Khalil Bangkalan (Guru KH Hasyim Asy’ari) serta Anggota BPUPK KH A Sanusi, atas jasa-jasa mereka dalam memperjuangkan hadirnya Indonesia merdeka.

“Saya mendukung penuh apa yang diusulkan oleh berbagai pihak agar pemerintah memberikan pengakuan dan gelar pahlawan nasional, juga sebagai pengamalan ajaran Bung Karno: Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah), seperti kepada Habib Ali Kwitang, Rahmah El Yunusiah, KHA Sanusi dan Syaikhona Khalil, karena perjuangan dan kontribusi mereka untuk hadirkan Indonesia merdeka, sangatlah nyata,” ujar Hidayat melalui pernyataannya kepada Suara Islam Online, Selasa (7/9/2021).

HNW, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa sejarah mencatat dengan tinta emas bagaimana perjuangan dan kontribusi mereka untuk eksistensinya Indonesia merdeka, seperti Habib Ali Kwitang yang sangat dekat dengan Bung Karno. Habib Ali Kwitang yang membantu dan menyelamatkan Bung Karno dengan memberikan tempat persembunyian di Masjid Kwitang dari kejaran penjajah Belanda dan Jepang. Bahkan, berdasarkan berbagai informasi, Bung Karno sempat ‘nyantri’ dengan Habib Ali Kwitang selama berbulan-bulan atas saran dari tokoh Betawi M Husni Thamrin.

“Habib Ali Kwitang juga sangat berjasa untuk dukungan atas kemerdekaan Indonesia dan penyebaran proklamasi kemerdekaan Indonesia di kalangan umat Islam melalui jaringan para habaib. Hingga kemerdekaan Indonesia cepat menyebar dan didukung oleh umat hingga ke majelis-majelis taklim. Karena Habib Ali Kwitang juga pendiri dan pimpinan pertama Majelis Taklim Kwitang yang merupakan salah satu cikal bakal organisasi-organisasi Majlis Taklim di Indonesia, yang ikut berjuang bagi hadir dan eksisnya Indonesia merdeka,” ujar Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.

Anggota Komisi VIII yang salah satunya membidangi urusan keagamaan dari Dapil Jakarta II ini juga berharap dan menyambut baik para tokoh di DKI Jakarta, khususnya dan Indonesia pada umumnya, mendukung usulan yang awalnya disampaikan oleh PWNU DKI Jakarta, agar gelar pahlawan nasional juga diberikan kepada Habib Ali Kwitang.

“Karena beliau bermukim di Jakarta, sudah sewajarnya bila tokoh-tokoh di Jakarta ikut memperjuangkan dan mendukung usulan mulia ini,” ujarnya.

HNW juga mengatakan, selaku partai Islam, PKS sangat mendukung berbagai usulan untuk pemberian gelar pahlawan nasional untuk para habaib dan ulama (termasuk ulama perempuan) yang berjasa bagi kemerdekaan Indonesia.

Sebelumnya, dukungan PKS juga diberikan kepada rencana pemberian gelar pahlawan kepada KH Sholeh Darat Semarang, KH Bisri Syansuri, dan KH Muhammad Kholil atau Syaikhona Kholil Bangkalan. Juga kepada Rahmah El Yunusiah, KHA Sanusi (anggota BPUPK dari PUI), serta Mr Kasman Singodimedjo (Muhammadiyah, anggota PPKI).

Di antara pejuang kemerdekaan yang sangat layak diberi gelar pahlawan adalah Rahma El-Yunusiah. Ia seorang tokoh pendidikan dan perjuangan Islam wanita dari Sumatera Barat. Dia lah pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang Panjang (Sumatra Barat) yang merupakan perguruan tinggi wanita Islam pertama di Indonesia, dan pelopor berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sumaera Barat.

“PKS sangat mendukung agar pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada para ulama (termasuk ulama perempuan), habaib dan bapak/ibu bangsa yang telah terbukti jasa dan dharma baktinya untuk Indonesia merdeka. Beliau-beliau itu dan keluarganya tentu tidak meminta pengakuan dari pemerintah, tetapi sudah selayaknya bila kita sebagai bangsa yang menghargai jasa pahlawan, mengakui dan menghormati peran menyejarah mereka,” ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, pemberian gelar pahlawan ini juga untuk merawat harmoni bangsa dan ingatan kolektif rakyat bahwa Indonesia merdeka ini adalah warisan dan hasil perjuangan bersama, baik oleh kalangan nasionalis kebangsaan maupun nasionalis keagamaan sebagaimana dilakukan oleh para ulama (termasuk yang perempuan) dan habaib.

“Agar selamatlah bangsa dari adu domba, dan makin kuatlah kohesi nasional berdasarkan ingatan kolektif atas harmoni dan kontribusi para pahlawan bangsa untuk Indonesia merdeka, sekalipun latar belakang mereka berbeda-beda (latar suku, agama, afiliasi politik), tapi mereka saling menghormati, saling mendukung dan bergotong-royong untuk hadirkan Indonesia merdeka dan membela eksistensi kemerdekaan Indonesia,” pungkasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button