DAERAH

Innalillahi, Kiai Bashori Alwi Singosari Wafat

Jakarta (SI Online) – Innalillahi wainna ilaihi raji’un, Pengasuh Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) Singosari, Malang, Jawa Timur, KH Bashori Alwi Murtadho, wafat.

Kiai Bashori menghembuskan nafas terakhir pada Senin 23 Maret 2020 sekira pukul 15:30 WIB. Beliau menderita penyakit jantung koroner.

Ulama besar di bidang Al-Qur’an ini wafat dalam usia 93 tahun. Rencananya, jenazah Kiai Bashori akan dimakamkan pada Selasa, 24 Maret 2020.

Dalam situs resmi PIQ disebutkan, KH Basori adalah pakar Al-Qur’an karena memang beliau tiada henti mengajar Al-Qur’an dan mendakwahkannya.

Pada masa mudanya, Kiai Bashori adalah seorang qari’ (pelantun Al-Qur’an bil-ghina) tingkat nasional, bahkan internasional.

Kiai Bashori lahir pada 15 April 1927 dari pasangan Kiai Alwi Murtadlo dan Nyai Riwati. Sejak kecil, beliau belajar Al-Qur’an pada ayahnya, Kiai Murtadlo.

Beliau salah satu pendiri Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadh (JQH), organisasi para qari’ dan penghafal Al-Qur’an.

Beliau juga salah satu pencetus ide Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat internasional pada Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) tahun 1964.

Beliau juga termasuk penggagas MTQ tingkat nasional. Sampai sekarang, beliau tidak pernah absen menjadi juri, baik pada MTQ dan STQ Nasional, maupun MTQ tingkat provinsi. Di samping itu, beliau dipercaya menjadi juri MTQ tingkat internasional di Brunei Darussalam 1985, Mesir 1998 dan Jakarta 2003.

Beliau sudah malang-melintang di dunia tilawah. Pada tahun 1965 bersama dua qari’ nasional lainnya, Ustaz Abdul Aziz Muslim dan almarhum Fuad Zain, beliau pernah diundang untuk membaca Al-Qur’an di 11 negara Asia Afrika. Mulai dari Arab Saudi, Pakistan, Irak, Iran, Siria, Lebanon, Mesir, Palestina, Aljazair dan Libya.

Basori muda, sebelum belajar di Ponpes Salafiyah Solo, pernah mondok di Ponpes Sidogiri dan Ponpes Legi di Pasuruan antara tahun 1940-1943.

Selain mengkaji ilmu-ilmu agama dengan kitab-kitab klasik khas pesantren salaf, Basori Muda juga tekun belajar Bahasa Arab. Beliau pernah berguru kepada Syaikh Mahmud Al-Ayyubi dari Iraq, Sayyid Abdur Rahman bin Syihab Al-Habsyi (sewaktu di Solo), Syaikh Ismail dari Banda Aceh, Ustadz Abdullah bin Nuh dari Bogor (sewaktu di Yogyakarta).

Guru beliau yang disebut paling akhir ini adalah pengasuh Ponpes Al-Ghozali dan redaktur siaran berbahasa Arab di RRI Yogyakarta ketika masih menjadi ibu kota darurat RI.

Salah satu putra Kiai Bashori yang menonjol adalah KH Luthfi Bashori. Ia adalah Ketua Umum Pesantren Ilmu Al-Qur’an (PIQ) sekaligus Pengasuh Pesantren Ribath Al Murtadla Al Islami, Singosari, Malang.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button