Kaum Milenial Dunia Kecewa Sistem Demokrasi
Penelitian ini merupakan penelitian sistem demokrasi dengan data terbanyak di dunia. University of Cambridge juga berkolaborasi dengan Human Survey Project untuk pengadaan data kepuasan masyarakat terhadap sistem demokrasi yang dikumpulkan sejak 1973 hingga 2020. Meski banyak, data yang dikumpulkan masih sangat terbatas.
“Saya kira generasi milenial menjadi generasi pertama yang merasa tidak puas dan kecewa dengan implementasi demokrasi,” ujar Dr Roberto Foa dari Fakultas Politik dan Hubungan Internasional University of Cambridge.
“Sebaliknya, mayoritas generasi baby boomers yang kini berusia 60 dan 70 tahunan merasa puas saat masih muda dulu,” imbuhnya.
Di Inggris, pada 1973 misalnya, 54% responden dari generasi interwar berusia 30 tahunan mengaku puas dengan sistem demokrasi di Inggris. Jumlahnya terus meningkat. Memasuki usia 60 tahunan, sebanyak 57% dari mereka mengaku merasa puas. Saat itu tingkat kepuasan generasi x juga tinggi, yakni mencapai 62%.
Secara global, generasi milenial gelombang pertama yang masuk perguruan tinggi masih memiliki tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada pendahulunya. Tapi tingkat kepuasan itu menurun secara drastis menyusul banyaknya tantangan yang menguji demokrasi, mulai dari krisis keuangan, perang di timur tengah hingga wabah penyakit menular.
Adapun di AS, hampir 63% generasi milenial mengaku puas dengan sistem demokrasi di negaranya saat mereka berusia 20 tahunan. Namun saat memasuki usia 30 tahunan atau pasca-2010, jumlahnya menurun menjadi 50%. Padahal saat itu sebanyak 74% generasi baby boomers mengaku puas dan 68% di antaranya tetap puas sampai sekarang.
Generasi milenial dan generasi X terus mengalami penurunan kepuasan terhadap sistem demokrasi. Jika ketimpangan sosial, politik, dan ekonomi terus berlanjut, hal itu akan memicu revolusi baru. Kenyataannya kebijakan di berbagai negara kini mulai berubah, mulai dari tingginya nasionalisme hingga perombakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).