INTERNASIONAL

Lebanon Terancam Eksodus Massal

Beirut (SI Online) – Sebuah laporan yang diterbitkan oleh Observatorium Krisis di Universitas Amerika di Beirut telah menyimpulkan bahwa Lebanon bakal memasuki gelombang eksodus massal.

“Selama berbulan-bulan, Lebanon telah menyaksikan peningkatan nyata  emigrasi  yang membuat kita memasuki awal gelombang eksodus massal,” demikian menurut laporan itu  seperti dilaporkan Alarabiya, Selasa (31/8).

Laporan dari Universitas Amerika Beirut menjelaskan bahwa di tengah krisis yang berkecamuk di Lebanon dan dampak sehari-harinya terhadap semua aspek kehidupan, krisis Lebanon dilaporkan menimbulkan konsekuensi jangka panjang melalui emigrasi besar-besaran yang implikasinya mulai tampak.

Baca juga:

Menurut laporan tersebut, ada tiga indikator internal yang mengkhawatirkan mengenai masuknya Lebanon ke dalam gelombang emigrasi massal, yang diperkirakan akan berlangsung selama bertahun-tahun.

Indikator pertama adalah tingginya peluang emigrasi di kalangan pemuda Lebanon, karena 77 persen dari mereka menunjukkan bahwa mereka sangat berniat untuk beremigrasi dan persentase ini adalah yang tertinggi di antara semua negara Arab, menurut laporan “Arab Youth Opinion Survey” yang dikeluarkan tahun lalu.

Pengejaran emigrasi oleh sebagian besar pemuda Lebanon adalah akibat alami dari penurunan kesempatan kerja yang layak, karena Bank Dunia memperkirakan bahwa satu dari setiap lima orang telah kehilangan pekerjaannya sejak musim gugur 2019, dan bahwa 61 persen perusahaan di Lebanon telah mengurangi karyawan tetap mereka rata-rata 43 persen.

Indikator kedua adalah migrasi besar-besaran para spesialis dan profesional, terutama pekerja laki-laki dan perempuan di sektor kesehatan sebagai dokter dan perawat, dan di sektor pendidikan, termasuk profesor dan guru universitas, untuk mencari kondisi kerja dan pendapatan yang lebih baik.

Laporan itu menambahkan bahwa Nurses Syndicate memperkirakan bahwa 1.600 perawat pria dan wanita telah beremigrasi sejak 2019. Serta anggota badan pendidikan, ratusan di antaranya berimigrasi ke negara-negara Teluk dan Amerika Utara.

Di American University of Beirut saja, 190 profesor yang beremigrasi terdaftar selama tahun keberangkatan, sekitar 15 persen dari badan pendidikan.

Indikator ketiga adalah antisipasi bahwa krisis di Lebanon akan menjadi krisis yang berkepanjangan. Bank Dunia memperkirakan bahwa Lebanon membutuhkan paling lama 12 tahun untuk kembali ke tingkat PDB pada tahun 2017, dan dalam kasus terburuk hingga 19 tahun.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button