OPINI

May Day: Antara Badai Corona dan Gelombang PHK

Mirisnya di tengah kesusahan buruh, para kapitalisme tertawa senang. Sebab mendapatkan keuntungan di tengah wabah. Harga BBM tetap mahal di tengah harga minyak dunia yang anjlok. Mafia pangan dan alkes bergentayangan, memanfaatkan isu pandemi virus Corona. Oligarki pun semakin menggurita dengan berbagai proyek penangan wabah. Sementara nasib buruh, seolah bukan urusan penguasa.

Sendiri bertahan hidup di tengah pandemi dan krisis. Itulah yang kini mayoritas rakyat rasakan, termasuk apa yang dialami kaum buruh. Rakyat dibatasi geraknya, tapi negara tidak bertanggung jawab memenuhi hajat kebutuhan pokoknya. Tak ayal kelaparan dan menggelandang di jalanan menjadi ancaman. Sebab susah mencari makan dan tidak mampu membayar kontrakan untuk tempat tinggal.

Jadi, jangan heran bila gelombang PHK ini akan memunculkan cerita suram nan sedih di masa-masa mendatang. Jangan kaget bila berita kelaparan, meningkatnya gelandangan dan kasus bunuh diri akibat tekanan ekonomi akan semakin masif menghiasi layar kaca kita.

Jelas, mengharapkan kapitalisme berpihak dan menuntaskan persoalan buruh di tengah pandemi dan krisis hanya utopia belaka. Sebaliknya, solusi yang diberikan kapitalisme semakin menempatkan kaum buruh dalam duka dan derita yang tak kunjung usai. Buruh butuh solusi yang solutif dalam menuntaskan masalahnya hingga ke akar persoalan. Hingga nasib buruh tidak lagi buram dan suram tanpa kepastian. Karena itu buruh membutuhkan Islam sebagai solusi.

Islam Atasi Krisis dan Sejahterahkan Buruh

Paradigma Islam memandang bahwa pemimpin adalah pengatur urusan kemaslahatan umat. Wajib bagi seorang pemimpin menjalankan syariat Allah Ta’ala yang dituangkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Termasuk dalam mengambil kebijakan di tengah krisis dan wabah.

Menjadi kewajiban kepala negara cepat dan tanggap menangani wabah. Serta mengambil kebijakan yang tepat dan tegas, guna membantu rakyat yang terdampak krisis dan wabah. Sejarah mencatat dengan tinta emas bagaimana Khalifah Umar bin Khattab menangani krisis ekonomi di tengah wabah.

Selain memberlakukan opsi lockdown atau karantina wilayah. Saat itu Khalifah Umar juga segera mengeluarkan kebijakan untuk menanggulangi krisis ekonomi secara cepat, tepat dan komprehensif. Untuk mengoptimalisasi keputusannya, khalifah segera mengerahkan seluruh struktur, perangkat negara dan semua potensi yang ada untuk segera membantu masyarakat yang terdampak.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button