SUARA PEMBACA

Mendamba Pemimpin Ideal

Begitu pula dalam ayat yang lain.

“Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi (kuat secara posisi) lagi dipercayai pada sisi kami.” (Q.S Yusuf:54)

Demikian Alquran telah menyebutkan dua kriteria bagi pemimpin yang baik yakni kuat dan amanah. Kuat dalam arti mampu secara professional menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang pemimpin. Dan amanah dalam mengemban tugasnya tersebut sesuai harapan umat yang ia pimpin. Tidak menipu umat, berdusta apalagi bekerjasama dengan asing untuk kepentingan pribadi atau golongannya sendiri.

Akan tetapi, kuat dan amanahnya seorang pemimpin tak berguna jika hukum yang diterapkan di tengah-tengah umat tetaplah hukum kapitalis-sekuler buatan manusia. Karena pasti ia hanya akan melanjutkan kesalahan yang sama dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Jika kita menginginkan solusi yang komprehensif maka perubahan sistem itu menjadi kebutuhan yang bisa dihindari. Karena antara sistem dan pemimpin pada dasarnya tak bisa dipisahkan, layaknya dua sisi mata uang. Sehingga pada hakikatnya umat tak hanya butuh pemimpin kuat dan amanah, tetapi juga aturan yang benar, yakni aturan yang berasal dari sang pencipta. Aturan yang sempurna dan pasti menjadi solusi bagi setiap permasalahan yang ada.

Di sinilah umat butuh pemimpin yang kuat dan amanah. Kuat dalam menetapkan hukum Allah SWT di tengah masyarakat. Yakni mampu memahami keadaan yang diajarkan Alquran dan assunah, sekaligus mampu untuk menerapkan hukum tersebut Allah SWT. Sementara amanah, yakni orang yang sungguh-sungguh dan takut hanya karena Allah SWT. Ia tidak ingkar janji, tidak takut terhadap ancaman manusia, dan tidak memperjualbelikan ayat Allah untuk kepentingan dunia. Artinya pemimpin yang amanah adalah orang yang menerapkan hukum Allah dengan kesungguhan dia karena takutnya ia pada Allah SWT. Pemimpin yang takut hanya karena Allah akan terjauh dari praktik-praktik yang akan menyengsarakan umat dan akan mendahulukan kepentingan umat di atas kepentingan pribadinya. Ia akan menjadi pelayan umat dan bekerja keras menerapkan hukum Allah demi kemaslahatan umat.

Allah berfirman: “Takutlah kalian terhadap hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak didzalimi.” (Q.S Al-Baqarah:281)
Wallahu’alam bish shawab

Anisa Rahmi Tania
(Aktivis Muslimah Jakarta Utara)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button