Jakarta (SI Online) – Presiden Joko Widodo mengaku optimis terhadap kekuatan ekonomi syariah Indonesia.
“Saya ingin memberikan posisi ekonomi syariah kita yang tahun 2014 itu pada posisi ranking yang ke-9, pada 2020-2021 kita sudah naik menjadi peringkat ke-4 dunia,” kata Presiden Jokowi di Jakarta, Jumat (10/12/2021).
Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut saat pembukaan Kongres Ekonomi Umat Islam II yang juga dihadiri oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas serta peserta yang hadir langsung adalah 250 orang dan 1.250 sisanya secara daring.
“Perkiraan saya insyaallah dalam 3-4 tahun ini akan masuk ke-2 atau ke-1, kalau growth, kalau pertumbuhannya seperti yang kita lihat sekarang, akan cepat sekali pasarnya masuk ke semua negara,” tambah Presiden.
Presiden Jokowi memperkirakan ekonomi syariah Indonesia dalam 6-7 tahun akan semakin berkembang karena didukung dengan jumlah penduduk muslim yang besar.
“Dan kita harapkan dengan jumlah penduduk terbesar, jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sebesar 87 persen atau 207 juta jiwa, kita telah berkomitmen untuk menjadi pusat ekonomi syariah di tahun 2024 dan kita akan berusaha keras untuk itu,” ungkap Presiden.
Selain industri keuangan syariah, Presiden Jokowi juga mengungkapkan pengembangan industri halal.
“Termasuk pengembangan sektor keuangan syariah, pengembangan sektor keuangan sosial syariah, pengembangan kewirausahaan syariah, semuanya akan kita dorong karena memang kita ini adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,” tambah Presiden.
Hal tersebut didukung dengan kinerja Bank Syariah Indonesia (BSI) yang tidak hanya melayani nasabah besar tapi juga yang kecil.
“Yang gede-gede, yang kecil menjadi, yang menengah menjadi gede bisa dilayani oleh BSI karena sekarang sudah masuk ke bank 8 besar dengan kekuatan kapital yang lebih kuat dan kita harapkan nanti baik itu berkaitan dengan industri halal, pariwisata halal, produk-produk halal, yang pangsa pasarnya sangat besar sekali, ini bisa dilayani oleh sebuah bank yang sudah gede,” jelas Presiden.