INTERNASIONAL

Ramadhan di Xinjiang: Menderita di Bawah Tekanan China

Situs-situs pemerintah itu tak lagi mengunggah larangan terbaru perihal praktik puasa dan salat, tetapi aktivis mengatakan aturan tak resmi bagi pelajar dan pejabat pemerintah masih berlaku di berbagai wilayah China.

Meski terdapat pembatasan yang ketat di lembaga pemerintahan dan sekolah di China selama 2014 dan 2015, Erkin mengungkapkan keluarga Muslim masih bisa mempraktikkan agamanya di dalam rumah.

“Ayah saya adalah seorang pengusaha dan tidak memiliki koneksi dengan pemerintah, ia bisa berpuasa di rumah tanpa batasan,” imbuh Erkin.

Namun kebebasan domestik itu tak bertahan lama. Pada Mei 2017, ayah Erkin yang merupakan Muslim yang taat, ditahan oleh otoritas setempat. Penahanan itu datang bersamaan dengan maraknya kabar mengenai penangkapan massal dan tren pengawasan terhadap Muslim yang meningkat.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan terdapat satu juta orang etnis Uighur dan kelompok Muslim lainnya yang telah ditahan di kamp-kamp ‘pendidikan vokasi’ di provinsi Xinjiang sejak 2017. AS bahkan menyebut jumlahnya mencapai tiga juta jiwa.

Saat ini, jalan-jalan di Xinjiang dikabarkan dipenuhi dengan kamera pengawas. Perekam suara juga dipasang untuk mengawasi pembicaraan tiap individu di sana.

Kunjungan Pengawas ke Rumah-Rumah

Laporan Human Rights Watch Mei 2018 lalu menyebutkan tak hanya memasang kamera pengawas, pejabat pemerintah juga mulai melakukan kunjungan rumah reguler di Xinjiang.

“Dalam kunjungan itu, keluarga-keluarga Muslim harus memberikan informasi kepada petugas tentang kehidupan dan pandangan politik mereka. Mereka pun menjadi sasaran indoktrinisasi,” ungkap Human Rights Watch.

“Para pejabat secara rutin menggeledah rumah dan tinggal bersama keluarga di Xinjiang selama sekitar satu minggu untuk memastikan tidak ada praktik keagamaan di dalam rumah itu,” kata Aileen (37), seorang Muslim dari etnis Hui dari Provinsi Gansu.

Aileen yang hanya ingin menyebutkan nama depannya mengatakan jika barang-barang seperti sajadah atau buku-buku keagamaan ditemukan, seseorang biasanya ditahan.

“Kebanyakan orang tidak lagi menyimpan Alquran di rumah mereka,” katanya.

Laman sebelumnya 1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button