#Save UighurLAPORAN KHUSUS

Datangi Xinjiang, Presiden Xi Jinping: Islam di China Harus Berdasar Sosialis

Jakarta (SI Online) – Presiden China, Xi Jinping, mengunjungi wilayah otonomi Xinjiang, rumah jutaan etnis minoritas Muslim Uighur di barat laut China pada pekan lalu.

Ini merupakan lawatan pertama Xi sejak delapan tahun lalu silam dan berlangsung ketika dunia mengritik China habis-habisan soal dugaan pelanggaran hak asasi manusia terhadap etnis Uighur, terutama soal kebebasan beragama hingga penahanan massal.

Selama empat hari, mulai Selasa (12/7) lalu, Xi mengunjungi sejumlah situs di Xinjiang termasuk perkebunan kapas yang diduga sebagai tempat mempekerjakan warga Uighur secara paksa, zona perdagangan dan museum.

Laporan lembaga penyiaran negara CCTV merilis lawatan Xi tersebut pada Jumat dalam acara berita malam berdurasi 34 menit.

Sebuah foto dirilis kantor berita resmi Xinhua memperlihatkan Xi Jinping tanpa mengenakan masker dikelilingi penduduk Uighur yang tersenyum sambil bertepuk tangan. Banyak dari mereka mengenakan baju tradisional Uighur dan peci.

Dalam lawatannya, Xi mendesak pejabat Xinjiang untuk selalu mendengarkan suara rakyat demi memenangkan hati mereka dan membuat mereka bersatu.

Meski begitu, Xi juga tetap menekankan bahwa langkah-langkah keamanan yang ditujukan untuk menjaga stabilitas sosial harus menjadi teratur.

Dilansir Reuters, CCTV juga mengutip Xi yang mengatakan bahwa praktik agama Islam di China harus seusai dengan sensitivitas nilai Tiongkok. Ia juga mendorong XInjiang mempersiapkan tim perwakilan agama yang “dapat diandalkan secara politik”.

Xi juga meminta para pejabat China terutama di Xinjiang meningkatkan upaya menegakkan prinsip bahwa Islam harus berorientasi China. Selain itu, agama-agama di China, termasuk Islam, juga harus beradaptasi dengan masyarakat sosialis yang dianut oleh Partai Komunis China.

“Kita harus lebih menjunjung tinggi prinsip pengembangan Islam dalam konteks China dan memberikan bimbingan aktif untuk adaptasi agama ke masyarakat sosialis […] dan membina sekelompok peneliti agama yang memiliki pendirian politik yang kuat dan prestasi akademik yang baik, berpegang pada pandangan Marxis tentang agama, dan pandai dalam mengembangkan inovasi,” kata Xi seperti dikutip Xinhua.

Pada 2018 lalu, laporan kelompok pemerhati HAM dunia ramai-ramai menuding China telah menempatkan setidaknya satu juta warga Uighur dalam kamp penahanan yang dinilai seperti kamp konsentrasi.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button