NASIONAL

Refleksi Isra Mi’raj, Ketum Muhammadiyah: Jangan Salah Gunakan Kekuasaan

Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir menyatakan bahwa Isra Mi’raj memiliki nilai inklusif bagi kehidupan kemanusiaan dan semesta yang terjabarkan dalam tiga makna. Makna pertama, makna kekuasaan.

Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa ke Sidratul Muntaha mengandung pesan di atas pencapaian ketinggian ilmu manusia masih ada kekuatan ilahiyah. Tidak selalu bisa dirasionalisasi pencerapan dan ilmu pengetahuan.

“Isra Mi’raj menunjukkan di balik kekuasaan manusia yang bersifat profan atau duniawi ada kekuasaan Allah, kekuasaan Tuhan yang bersifat ruhaniyah-ilahiyah atau divine power atau kekuasaan yang sakral,” kata Haedar, Senin (28/02/2022).

Maknanya, siapapun baik itu manusia, sekelompok manusia, organisasi bahkan negara, lebih jauh lagi antar negara yang memiliki kekuasaan duniawi. Jangan salah gunakan kekuasaan karena di balik kekuasaan duniawi ada divine power, ilahi, sakral Allah SWT.

Di atas langit masih ada langit, manusia seyogyanya dengan kekuatan yang dimiliki tetap rendah hati, tidak menyalahgunakan. Perang, penistaan, kezaliman dan segala kesewenangan terjadi karena ada kekuasaan manusia lepas dari kekuasaan ketuhanan.

Makna kedua, diwajibkannya ibadah shalat bagi Muslim dalam peristiwa Isra Mi’raj. Menurut Haedar, ibadah shalat memiliki dua dimensi pesan, yakni hubungan manusia dengan Tuhan (habluminallah) dan manusia dengan manusia lainnya (habluminannas).

Shalat dan ibadah dalam Islam punya dimensi habluminannas, memberi hubungan yang baik, damai dan manfaat bagi kehidupan. Sehingga, semakin banyak yang beribadah dengan baik semakin baik kehidupan antar manusia, baik dengan lingkungan dan alam.

Dalam posisi ini, ia mengajak umat menjadikan Isra Mi’raj dengan buah dari shalat membangun relasi kemanusiaan semakin baik, tapi juga relasi ketuhanan yang semakin dekat. Sehingga manusia semakin damai dengan langit dan semakin damai dengan bumi.

“Artinya, bangun kehidupan yang lebih baik, adil, damai, tentram, aman, makmur serta hidup maju bersama, sehingga kehidupan menjadi penuh makna,” ujar Haedar.

Makna ketiga dijalankannya dua risalah nabi setelah Isra Mi’raj. Dua risalah itu menyempurnakan ahlak beserta risalah Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Dua risalah ini mengandung makna Islam yang membangun peradaban sekaligus keadaban.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button