Sebab-Sebab Tidak Dikabulkannya Doa Menurut Hadits Nabi Saw
Di antara penyebab tidak dikabulkannya doa adalah: (1). Makanan, minuman dan pakaiannya berasal dari harta haram, (2). Isi doanya berupa dosa dan pemutusan hubungan silaturahim, (3). Tergesa-gesa meminta pengabulan, (4). Tidak yakin dikabulkan, (5). Hati kosong/lengah, (6).Tidak sungguh-sungguh/serius, dan (7). Menin ggalkan amar ma’ruf nahi munkar.
Dalil yang menunjukkan bahwa orang yang memakan makanan haram, meminum minuman haram dan berpakaian dengan pakaian dari harta haram doanya tidak dikabulkan adalah hadis berikut ini;
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah Saw bersabda:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Firman-Nya: ‘Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ Dan Allah juga berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang Telah menceritakan kepada kami telah kami rezekikan kepadamu.'” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan tentang seroang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut, masai dan berdebu. Orang itu mengangkat tangannya ke langit seraya berdo’a: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram dan diberi makan dengan makanan yang haram, maka bagaimanakah Allah akan mengabulkan do’anya?.” (H.R. Muslim)
Dalil yang menunjukkan bahwa doa yang berupa dosa, pemutusan hubungan dan ketergesaan meminta pengabulan membuat doa tidak dikabulkan adalah hadis berikut;
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama ia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim dan tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya; ‘Ya Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa? ‘ Rasulullah Saw menjawab: ‘Yang dimaksud dengan tergesa-gesa adalah apabila orang yang berdoa itu mengatakan; ‘Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan’. Setelah itu, ia merasa putus asa dan tidak pernah berdoa lagi.’ (H.R. Muslim)
Dalil yang menunjukkan bahwa doa yang diucapkan tanpa keyakinan dan doa yang diucapkan dengan hati kosong/lengah tidak dikabulkan adalah hadis berikut;
Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu wa’alaihi wa sallam bersabda: “Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (H.R. At-Tirmidzi)
Riwayat Ahmad berbunyi: Dari Abdullah bin ‘Amru bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Hati adalah sebuah bejana, dan sebagiannya lebih mampui memuat daripada sebagian yang lain. Wahai manusia, jika kalian memohon kepada Allah ‘azza wajalla maka mohonlah kepada-Nya dengan keyakinan bahwa permohonan itu bakal dikabulkan karena sesungguhnya Allah Ta’ala tidak akan mengabulkan do’a seorang hamba yang dipanjatkan dari hati yang lalai.” (H.R. Ahmad)
Dalil yang menunjukkan bahwa ketidaksungguhan juga tercela dalam berdoa dan dilarang oleh syara’ adalah hadis berikut; Dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Janganlah salah seorang dari kalian mengatakan; ‘Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau kehendaki, dan rahmatilah aku jika Engkau berkehendak.’ Akan tetapi hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam meminta, karena Allah sama sekali tidak ada yang memaksa.” (H.R. Bukhari)